29 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

SFAE Meningkatkan Aktifitas Siswa Memahami Kebutuhan Manusia

Oleh: Sunoto Jatmiko, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Ilmu Pengetahuan Sosial atau social studies merupakan pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Di Indonesia pelajaran ilmu pengetahuan sosial disesuaikan dengan berbagai perspektif sosial yang berkembang di masyarakat.

Pembelajaran IPS di sekolah merupakan mata pelajaran terpadu atau terintegrasi dari beberapa disiplin ilmu sosial dan humaniora. Serta fokus pada keterampilan diri siswa agar menjadi warga negara yang baik dan mampu menyelesaikan masalah di lingkungannya.

Penerapan berbagai model pembelajaran yang relevan dengan memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas media yang tersedia dan kondisi guru. Sehingga proses pembelajaran akan variatif, inovatif, dan konstruktif dalam merekonstruksi wawasan pengetahuan dan implementasinya sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa.

Penulis memilih model Student Facilitator and Explaining (SFAE) di kelas VII SMP Negeri 3 Semarang tentang materi kebutuhan manusia. Dengan alasan bahwa model Student Facilitator and Explaining (teman sebaya) menjadikan siswa dapat membuat peta konsep atau bagan untuk meningkatkan kreativitas siswa dan keaktifan belajar serta siswa dapat menyampaikan ide, gagasan melalui bagan atau peta konsep.

Keaktifan siswa dalam belajar merupakan persoalan mendasar yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap guru dalam proses pembelajaran. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku karena kita akan lebih paham dari pada hanya sebatas melihat maupun mendengar dalam pembelajaran.

Langkah-langkah penerapan model Student Facilitator and Explaining yaitu pertama, guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Tahap ini guru menjelaskan tujuan belajarnya, ringkasan isi dan mengaitkan dengan gambaran yang lebih besar mengenai silabus atau skema kerja. Kedua, guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi kebutuhan manusia. Kemudian guru membagi siswa menjadi 4 kelompok secara heterogenitas. Kelompok satu membahas tentang jenis – jenis kebutuhan manusia, kelompok dua membahas tindakan ekonomi, kelompok tiga motif ekonomi, dan kelompok empat prinsip ekonomi. Guru menjelaskan dan mencontohkan kepada siswa bagaimana membuat bagan/peta konsep. Ketiga, tahap ini guru memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep. Keempat, guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa. Guru mencatat poin-poin penting untuk diulas kembali. Informasi yang tidak akurat, ide yang kurang tepat atau yang hanya dijelaskan separuh, miskonsepsi, bagian yang hilang, hal ini bisa ditangani langsung sehingga siswa tidak membentuk kesan yang salah. Kelima, tahap penutup, guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu. Guru menjelaskan keseluruhan dari materi kebutuhan manusia agar siswa lebih memahami materi yang sudah dibahas pada saat itu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sifat dari model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining ini adalah memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk unjuk diri mengemukakan segala pendapat dan menggunakan peta konsep agar membuat tertarik peserta didik untuk aktif. Sehingga menghasilkan pertukaran informasi dan melibatkan aktivitas pembelajaran yang menyenangkan. (ips2/ton)

Guru IPS SMP Negeri 3 Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya