RADARSEMARANG.COM, DALAM keadaan apa pun pendidikan harus terlaksana dengan baik, karena melalui pendidikan akan mencerdaskan dan mendewasakan anak dalam mempersiapkan hidup di masa yang akan datang. Kebanyakan orang tua menitipkan anak-anaknya di lembaga pendidikan tetapi tanggung jawab untuk memberikan pendidikan kepada anak tetap ada jangan sampai lepas begitu saja.
Pada hakekatnya pendidikan anak tidak hanya berlangsung di sekolah saja tetapi di mana saja dan kapan saja harus tetap berlangsung. Dalam kontek agama islam menekankan tanggung jawab besar orang tua terhadap keberlangsungan pendidikan anak-anaknya. A. Tafsir [2012] menyebutkan pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan utama dan pertama bagi anak-anaknya. Dikatakan pertama karena memang anak mendapatkan pendidikan pertama kali di lingkungan keluarga oleh ayah dan ibu. Yang dimaksud utama yaitu bahwa pendidikan dari orang tua ini merupakan pendidikan yang utama atau pokok. Seorang ayah dan ibu berkewajiban memberikan asuhan, arahan, dan bimbingan kepada anak-anaknya. Orang tua harus merancang berbagai aturan untuk dipenuhi mereka di rumah walau tidak tertulis.
Pendidikan yang ditanamkan anak-anak sebagaimana dikatakan oleh Ulwan [1981] adalah pendidikan keimanan, pendidikan akhlak/moral, intelektual, pendidikan jasmani, sosial, kepribadian serta pendidikan seksual. Semua ini merupakan tanggung jawab orang tua sebagai guru bagi anak-anaknya. Skala prioritas paling utama dan pertama adalah pendidikan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Untuk dasar fondasi yang kokoh pada diri anak agar tertanam kuat seiring pendidikan – pendidikan lainnya. Hal ini sesuai dengan pendidikan yang telah dicontohkan Rosulullah SAW dengan memperkenalkan tauhid sedini mungkin, karena berperan besar membentuk pandangan hidup seseorang, sebagai pertimbangan menentukan pilihan dan keputusan. Menurut agama islam pendidikan tauhid kepada anak harus diberikan sejak dalam kandungan, kemudian berlanjut di masa bayi, anak-anak, remaja bahkan dewasa terus tetap mendampingi dan mengingatkan agar kelak tumbuh menjadi insan penuh tanggung jawab.
Tidak hanya penulis yang melaksanakan pendidikan seperti paparan di atas terhadap siswa kelas lima SDN Kutowinangun 01 Salatiga tetapi berjalan beriringan bersama orang tua murid sehingga harapan penulis untuk mencetak generasi penerus milenial menuju generasi emas untuk mewujudkan Indonesia maju dapat tercapai. Intelektual tinggi memang penting tapi harus diimbangi dengan akhlak mulia dan keimanan. Agar tercipta anak bangsa seperti ini marilah kita berikan pendidikan keimanan dan karakter dalam bentuk pendidikan praktik langsung dengan pembiasaan ibadah dan karakter dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai guru dan orang tua harus mampu memberikan contoh-contoh nyata sehingga dapat ditiru oleh anak dan murid. Islam telah mengajarkan cara untuk diaplikasikan orang tua dalam proses pendidikan di rumah yaitu : kasih sayang, suri tauladan, pemberian nasehat, penanaman kebiasaan, pemberian reward [jika mencapai prestasi dan berbuat baik], dan funishment [bagi yang melanggar aturan dan tdk melaksanakan ibadah atau pembiasaan]. Sebagai partner yang baik orang tua harus mampu memberi penghargaan, memberi rasa aman dan nyaman, meluangkan waktu untuk mereka, mendengarkan keluh kesah sekaligus memberikan solusi terbaik.
Apabila semua orang tua dan guru benar-benar melaksanakan pendidikan seperti yang dicontohkan Rosulullah inshaallah Indonesia akan maju bersama generasi emasnya. Dari zaman dahulu ajaran akhlak dan tauhidlah yang mampu memperbaiki moral rendah masyarakat beserta keadaan yang memprihatinkan menjadi baik dan maju. (ips2/zal)
Guru SDN Kutowinangun 01 Salatiga