RADARSEMARANG.COM, Keberhasilan suatu pendidikan tidak dapat dilepaskan dari peranan seorang guru. Karena guru adalah komponen yang sangat penting dalam sebuah sistem pendidikan. Namun sering dijumpai ada guru yang memiliki etos kerja rendah sehingga dalam keseharian tidak mampu mengimbangi kebijakan dan komitmen warga sekolah lainnya.
Permasalahan di atas juga terjadi di SMP Negeri 1 Kaliwungu Kabupaten Kendal. Kepala sekolah sebagai leader (pimpinan) harus mampu mencari solusi agar kekompakan dalam kinerja bisa dijaga dan dipertahankan.
Menurut psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock, perilaku sosial menunjukkan kemampuan individu untuk bermasyarakat. Perilaku sosial digambarkan sebagai perilaku umum yang ditunjukkan individu dalam komunitas yang lebih besar, yakni masyarakat. Perilaku sosial dapat ditunjukkan dengan perasaan, keyakinan, sikap, rasa hormat, dan tindakan. Salah satu bentuk perilaku sosial adalah sonjo dwijo.
Sonjo dalam bahasa Indonesia berarti bertamu atau berkunjung adalah suatu tradisi dan kearifan lokal dalam wujud perilaku sosial.
Tradisi sonjo juga dikenal sebagai tradisi bertamu atau silaturahmi yang memiliki banyak fungsi sosial, kerohanian, bahkan juga dapat menjaga keberlangsungan tradisi-tradisi lainnya yang ada di dalam masyarakat.
Sebagai sebuah tradisi dan budaya yang berbasis pada kearifan lokal, sonjo memiliki banyak sekali manfaat, terutama dalam hal kehidupan bermasyarakat. Bahkan, sonjo bisa menjadi medium baru yang lebih efektif untuk melakukan rekonsiliasi guna menyelesaikan berbagai macam konflik, karena sonjo adalah tradisi yang penuh dengan kebersamaan, solidaritas, dan tentunya cinta kasih.
Dwijo dalam bahasa Jawa mengandung arti guru atau pendidik, walaupun untuk saat ini istilah dwijo sudah jarang digunakan karena melebur menjadi satu dengan guru yang sudah familier di telinga orang Jawa. Kita lebih sering mendengar istilah guru yang wajib digugu lan ditiru walaupun sesungguhnya memiliki arti yang sama dengan kata dwijo.
Program Sonjo Dwijo merupakan program yang dilakukan kepala sekolah dalam bentuk perilaku bertamu atau berkunjung ke rumah guru. Dengan Sonjo Dwijo diharapkan tersambung empati positif antarguru dan pimpinan sehingga tingkat daya dukung program sekolah lebih bisa optimal. Dengan demikian interaksi sosial sebagai satu keluarga yang saling memiliki, saling medukung dan saling menjaga akan terjalin lebih erat.
Dalam menjalankan program Sonjo Dwijo kita harus membuat perencanaan matang dan luwes. Kita harus menyesuaikan kehadiran kita di lingkup keluarga guru menyesuaikan karakter dan latar belakang keperluan yang harus kita sampaikan. Kita harus merencanakan sonjo secara individu dan kolektif.
Dengan cara meluangkan waktu tersendiri atau bersamaan acara- acara sosial yang sudah melekat dengan tradisi masyarakat. SMP Negeri 1 Kaliwungu terletak di lingkungan pedesaan yang berbasis religi. Banyak dijumpai pondok pesantren di wilayah Kaliwungu. Program Sonjo Dwijo sangat tepat dan mengena di lubuk hati para dwijo atau guru yang memiliki budaya silaturahmi tinggi. Penulis bisa merasakan empati yang lebih dari para guru dalam mendukung kegiatan sekolah. Budaya ini akhirnya merambah lebih luas dalam bentuk Sonjo Siswo yang dilakukan oleh guru melakukan home visit ke rumah siswa.
Kata kunci dari keberhasilan suatu program sekolah adalah bagaimana kita menghimpun daya dukung warga sekolah. Untuk mendapatkan daya dukung dari warga sekolah khususnya guru adalah terjalinnya komunikasi dan silaturahmi yang berkesinambungan yang salah satunya dalam bentuk program Sonjo Dwijo. (dj2/lis)
Kepala SMPN 1 Kaliwungu, Kabupaten Kendal