RADARSEMARANG.COM, PENDIDIKAN Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang dipilih, disederhanakan, diintegarsikan dan disajikan secara ilmiah, pedagogis, psikologis untuk tujuan pendidikan (Supriadi & Mulyana, 2001:99-104).
Di sekolah, disiplin ilmu-ilmu sosial yang diadaptasi adalah Antropologi, Arkeologi, Psikologi, Ekonomi, Geografi, Sejarah, Hukum, Filsafat, Ilmu Politik, Agama, dan Sosiologi serta “Konten” yang sesuai dari Humaniora, Matematika dan Ilmu Alam. Artinya bahwa IPS mengkaji tentang seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
Di sini pendidikan IPS dianggap mampu melakukan lompatan-lompatan ilmu serta konseptual untuk kepentingan praktis dalam mengejar ketertinggalan menuju kehidupan baru yang sesuai dengan perkembangan zaman yang terus berubah. Masa pandemi Covid-19 ini, IPS berperan penting dalam membentuk perilaku warga negara untuk menaati protokol kesehatan.
Dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di masa new normal ini, guru menggunakan pembelajaran berbasis hybrid/blended learning, dimana pembelajaran yang menggabungkan berbagai model pembelajaran, gaya pembelajaran, serta media berbasis teknologi yang beragam. Seperti GCR, Google Form, Google Meet, Office 365, Quizziz, dan sebagainya. Metode pembelajaran seperti ini berfungsi sebagai pelengkap metode pembelajaran konvensional yang memberikan lebih banyak pengalaman afektif bagi peserta didik. PJJ perlu dirancang secara matang agar dapat memfasilitasi pembelajaran peserta didik secara optimal. Maka di sini, penulis menggunakan metode pembelajaran berbasis hybrid/blended learning sebagai kerangka dalam mendesain PJJ. Pengajaran di sini melibatkan proses yang kompleks antarpelaku pembelajaran. Pelaku-pelaku pembelajaran tersebut saling tergantung satu sama lain.
Tujuan utama pembelajaran hybrid learning adalah memberikan kesempatan bagi berbagai karakteristik pembelajar agar terjadi belajar mandiri, berkelanjutan, dan berkembang sepanjang hayat, sehingga belajar akan menjadi lebih efektif, lebih efisien, dan lebih menarik. Dalam pembelajaran hybrid/blended learning, guru dan orangtua peserta didik memiliki peran yang sangat penting, guru sebagai fasilisator, dan orangtua sebagai pendukung. Seperti yang diterapkan di SMPN 6 Semarang di masa PJJ.
Tugas pembelajaran daring yang diberikan kepada peserta didik selayaknya menuju kecakapan abad 21. Aplikasi ponsel seperti whatsapp bukan lagi sekadar sarana memberi informasi searah, tetapi sebagai sarana membangun berbagai kecakapan sesuai dengan 4C (Communication, Collaboration, Critical thinking and Problem Solving, Creative and Innovation). Pandemi Covid-19 kiranya bisa menjadi pintu masuk untuk mengubah pembelajaran tekstual menjadi kontektual. Pembelajaran kontektual merupakan konsep belajar yang mengaitkan antara materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik diharapkan dapat menemukan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki. Mari gunakan metode hybrid/blended learning dengan langkah pembelajaran dan pemberian tugas dengan menggunakan handphone sebagai sarana untuk pembelajaran. Pelajaran IPS akan lebih menyenangkan dan bermakna sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai, dan generasi emas Indonesia yang dicita-citakan akan terwujud. (bp1/ida)
Guru IPS SMPN 6 Semarang