RADARSEMARANG.COM, Dunia pendidikan digemparkan dengan adanya pembelajaran jarak jauh atau PJJ sebagai dampak dari musibah virus Korona (Covid-19). Segala bidang dalam kehidupan hampir lumpuh, termasuk bidang pendidikan. Untuk mengantisipasi terjadinya keterpurukan bidang pendidikan, pemerintah mengalihkan sistem pembelajaran dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran jarak jauh atau daring (dalam jaringan). Agar pembelajaran jarak jauh ini berjalan dengan lancar, pemerintah dan pihak terkait telah bekerja sama mempersiapkan berbagai fasilitas sistem aplikasi, misalnya Jateng Pintar, Kelas Jateng, Rumah Belajar, Kelas Pintar, Microsoft Office 365, Quipper School, Sekolah Online Ruang Guru, Sekolahmu, Zenius, dan Media lain yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana kegiatan belajar mengajar secara daring.
Berdasarkan pengalaman penulis ketika belajar Bahasa Indonesia, awal-awal pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh peserta didik kelas X IPS 4 SMA Negeri 1 Majenang, Kabupaten Cilacap yang merespon tugas guru hanya 4 (11,76%) dari 36 peserta didik. Hal ini dikarenakan kejenuhan mulai muncul dibenak peserta didik karena bosan harus belajar sendiri di rumah, munculnya rasa kesepian dan rindu dengan teman barunya di kelas X ini, dan munculnya keinginan untuk berinteraksi dan bertukar pikiran secara langsung dengan teman maupun gurunya. Hal-hal inilah yang memicu menurunnya semangat belajar di kalangan peserta didik.
Untuk menumbuhkan semangat belajar di kalangan peserta didik, pendidik melakukan interaksi melalui aplikasi Whatsapp (WA) atau aplikasi yang lainnya sebagai sarana berdiskusi dan melakukan pembelajaran yang bervariasi. Misalnya sekali waktu melaksanakan tatap muka melalui Video Conference dengan aplikasi Google Meet atau Zoom, atau yang lainnya. Selain itu, pendidik dalam menyajikan materi juga bervariasi misalnya, berupa power point, menyimak video, dan teks. Cara lain adalah mengatur strategi pengumpulan tugas secara portopolio. Tugas dikumpulkan secara berkelompok ( setiap kelas diwakili 2 peserta didik) ke sekolah dan bertemu dengan guru agar kerinduannya terhadap sekolah terobati tanpa mengabaikan protokol kesehatan. Kemudian disetiap akhir pembelajaran daring, pendidik menyisipkan kata-kata mutiara untuk menumbuhkan semangat, misalnya Kerja Keras Tidak Akan Menghianati Hasil, Bermimpilah Karena Dengan Bermimpi Menumbuhkan Semangat Untuk Meraihnya, Belajar Kunci Utama Meraih Sukses, Badai Pasti Berlalu, Semua Akan Indah Pada Waktunya, dan lainnya.
Setelah hal-hal tersebut dilaksanakan, semangat belajar peserta didik khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan hasil yang positif. Yaitu sebanyak 34 (94,44%) dari 36 peserta pendidik merespon dengan baik setiap tugas yang diberikan guru. Sedangkan upaya untuk menjaga agar semangat belajar ini selalu tumbuh adalah pemberian reward atau penghargaan berupa pujian dan poin untuk dimasukkan dalam kategori nilai proses pembelajaran dan nilai tugas yang maksimal bagi peserta didik yang rajin mengumpulkan tugas tepat waktu dan benar. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan menjalin interaksi yang intens antara guru dengan peserta didik dan antara peserta didik dengan peserta didik dapat membangun semangat untuk belajar. (ips2.2/ton)
Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Majenang, Kabupaten Cilacap