RADARSEMARANG.COM, Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang mutlak harus dikuasai oleh siswa sekolah menengah pertama (SMP). Menulis mempunyai kegunaan yang sangat penting dalam kehidupan siswa. Siswa dapat menuangkan ide dan perasaannya untuk dibaca oleh orang lain. Kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia aspek bersastra SMP kelas IX untuk sub aspek menulis dijelaskan bahwa siswa harus mampu menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang pernah dialami (Santoso, 2013:132).
Menulis cerpen adalah menarasikan berbagai kejadian baik nyata maupun karangan ke dalam bentuk tulisan yang habis dibaca sekitar 10 menit atau terdiri atas 500 hingga 5000 kata yang kejadiannya sengaja disusun berdasarkan urutan waktu. Untuk memenuhi hal tersebut, proses pembelajaran Bahasa Indonesia bukan sekadar pengajaran teori-teori sastra, tetapi lebih menekankan praktik menulis agar penulisan tersebut dapat dicapai. Jadi harapan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Lebakbarang tercapai dengan baik.
Oleh sebab itu, diperlukan suatu metode pengajaran untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa sebagai upaya tindak lanjut pengajaran keterampilan menulis yang dilaksanakan selama ini. Faktor penyebab kesulitan siswa dalam menulis cerpen antara lain adalah siswa kesulitan memilih tema yang tepat untuk dijadikan tulisan dan keterbatasan kosa kata dalam pengembangan kalimat menjadi paragraf yang padu sesuai tema yang dipilih.
Mengingat pentingnya keterampilan menulis cerpen bagi siswa, maka kesulitan-kesulitan siswa dalam kegiatan ini harus diatasi. Upaya yang dapat dilakukan antara lain, menyiapkan skenario pembelajaran yang menarik minat siswa dengan pemilihan tema yang sederhana, sedang dan akhirnya tema-tema yang update (kekinian). Metode yang pernah disampaikan oleh Auliaur Rahman digunakan penulis untuk diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Lebakbarang yang diberi nama EGP (Emosional, Gerak cepat, Perevisian). Menulis cerpen dengan metode EGP diharapkan dapat mengatasi masalah siswa dalam menulis cerpen. Metode ini memanfaatkan kecerdasan emosional siswa sebagai motor penggerak dalam menulis cerpen. Jika emosional siswa terpancing, siswa langsung menulis cerpen hingga selesai. Kegiatan menulis ini dilakukan untuk mempertahankan apa yang telah dilihat, dirasa, dan didengar siswa tidak menghilang di dalam pikirannya disebabkan aktivitas lain yang dilakukan siswa. Pada tahap akhir metode ini, siswa melakukan perevisian dari hasil tulisannya tadi.
Dalam metode ini guru berperan menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, manfaat pembelajaran, dan mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Membangkitkan emosional siswa dengan mengilustrasikan sebuah cerita (bisa dalam bentuk video) yang menyentuh perasaan sehingga dapat membangkitkan emosional siswa. Menulis langsung (gerak cepat) dengan mendorong siswa untuk menulis langsung apa yang dirasakannya pada saat ilustrasi disampaikan. Perevisian tulisan dilakukan dengan membimbing siswa dalam merevisi tulisan dan membantu siswa untuk mengetahui unsur-unsur yang membangun cerpen (intrinsik dan ekstrinsik).
Tujuan pembelajaran dengan metode EGP yang penulis lakukan adalah untuk meningkatkan proses pembelajaran dan kemampuan siswa SMPN 1 Lebakbarang dalam menulis cerpen. (bp1/ton)
Guru Bahasa Indonesia SMPN 1 Lebakbarang