RADARSEMARANG.COM, Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam era new normal adalah pembelajaran blended learning. Seorang guru profesional dituntut untuk senantiasa mampu mengembangkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara inovatif, salah satunya adalah mampu merancang pembelajaran inovatif blended learning.
Kemajuan dunia bidang teknologi dan informasi yang pesat dapat menjadikan guru tertinggal dalam dunia teknologi informasi. Ditemukannya smartphone, gadget, netphone menjadikan dunia serba terbuka. Peserta didik dapat membuka situs-situs yang ada di internet, misalnya tentang berbagai berita, informasi, bahan, artikel dan referensi yang dapat digunakan sebagai sumber belajar.
Kepemilikan terhadap benda cerdas itu sebagai suatu kebanggaan sehingga walaupun dalam jam pembelajaran masih menyempatkan bermain game, SMS, atau chatting sesama temannya. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat menimbulkan semangat belajar peserta didik didik, yaitu memadukan antara pembelajaran yang sudah ada dan kesukaan peserta didik terhadap terhadap sarana komunikasi yang dimiliki adalah pembelajaran blended learning. Model blended learning merupakan gabungan dua lingkungan belajar, yaitu pembelajaran tatap muka dan teknologi pembelajaran online dengan biaya rendah tetapi sebagai cara efektif dalam mengirimkan pengetahuan dalam dunia global (Sukarno, 2013). Dengan menggunakan pembelajaran berbasis blended learning diharapkan pembelajaran Bahasa Indonesia di MAN 1 Semarang Kabupaten Semarang akan lebih menarik minat peserta didik.
Model pembelajaran blended learning secara umum dapat dikelompokkan menjadi empat model, yaitu: rotation model (model rotasi), flex model (model fleksibel), self-blend model (model pengaturan diri), dan enriched-virtual model; dimana rotation model sendiri dapat dikelompokkan lagi ke dalam 4 model, yaitu: station rotation model, lab rotation model, flipped classroom model, dan individual rotation model. Setiap model memiliki karakteristik tersendiri dengan segala kelebihan dan kelemahan masing-masing. Sehingga model blended learning yang dipilih tentunya adalah blended learning yang sesuai dengan karakteristik seperti fasilitas belajar, ketersediaan akses terhadap teknologi, usia dan kemampuan peserta didik, serta durasi jam pelajaran. Selain itu, dalam menyusun dan mengkombinasikan kegiatan pembelajaran tatap muka dan online, guru Bahasa Indonesia perlu menguasai kemampuan-kemampuan seperti: pemanfaatan data karakteristik peserta didik, teknik mengajar dan memfasilitasi pembelajaran secara individual maupun kelompok, mengembangkan interaksi secara online, serta kemampuan dalam mengaplikasikan kombinasi ketiga kemampuan tersebut ke dalam praktek pembelajaran model blended learning.
Langkah awal dalam menyusun pembelajaran blended learning adalah menentukan model pembelajaran blended learning, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) blended learning, serta menyiapkan bahan, alat/media, sumber belajar tatap muka dan daring yang sesuai dengan capaian pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan mengkaji beberapa terkait blended learning tersebut pada akhirnya guru diharapkan dapat merancang pembelajaran inovatif abad 21 menggunakan model pembelajaran inovatif blended learning. (pai1/ton)
Guru Bahasa Indonesia MAN 1 Semarang Kabupaten Semarang