RADARSEMARANG.COM, Bahasa merupakan sarana berkomunikasi antarmanusia untuk memperoleh informasi yang penting. Penguasaan berbahasa dapat diperoleh melalui pembelajaran. Pembelajaran bahasa sangat penting untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan hal tersebut menjadikan pelajaran bahasa merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah.
Dalam pembelajaran bahasa dikenal adanya empat keterampilan berbahasa yang perlu dicapai peserta didik, yaitu menyimak (listening skill), berbicara (speaking skill), membaca (reading skill), dan menulis (writing skill). Keempat keterampilan ini dalam pelaksanaanya saling berkaitan, salah satu keterampilan yang harus mendapat perhatian lebih yaitu keterampilan menulis.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang membutuhkan ketelitian serta kreativitas dalam menuangkan ide dan gagasan ke dalam sebuah tulisan, sehingga dapat menghasilkan sebuah karya yang baik. Oleh karena itu, menulis merupakan proses kreatif yang harus dipelajari dan membutuhkan latihan secara intensif. Keterampilan menulis membutuhkan adanya ide atau gagasan dan penguasaan berbagai unsur kebahasaan yang kemudian dituangkan menjadi sebuah karangan yang baik salah satunya adalah parafrase puisi.
Permasalahan yang dihadapi penulis sebagai guru kelas VI saat sedang mengajarkan parafrase puisi adalah kreativitas peserta didik kurang sehingga hasil tulisannya belum maksimal dikarenakan minimnya pembendaharaan kata yang dimiliki siswa.
Keterampilan memparafrasekan puisi penulis ajarkan pada salah satu KD Mengubah teks puisi ke dalam bentuk prosa dengan tetap memperhatikan makna isi teks puisi kelas VI SD Negeri Larikan, untuk mengajarkan materi ini, penulis menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share untuk mempermudah peserta didik dalam menuangkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk parafrase serta menambah pembendaharaan kata. Hamdayama (2014:201) mengatakan bahwa Think pair and Share merupakan model sederhana dengan keuntungan besar yaitu, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat sesuatu informasi dan seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas.
Selain itu Think Pair and Share juga dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas. Model Think Pair and Share mempunyai beberapa kelebihan, antara lain menurut Lie (dalam Thobroni, 2016:248) mengemukakan bahwa optimalisasi partisipasi siswa, model Think Pair and Share ini memberikan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukan partisipasinya di depan orang lain, dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan semua tingkat usia anak didik.
Langkah awal yang penulis lakukan untuk menerapkan model pembelajaran Think Pair and Share ini adalah penulis menyampaikan kompetensi dasar dan materi menulis parafrasei melalui WhatsApp dikarenakan materi ini diajarkan pada saat pandemi korona. Selanjutnya ada tiga poin inti dari penerapan model Think Pair and Share yaitu berpikir, berpasangan dan berbagi. Poin pertama yaitu (berpikir), penulis mengirimkan berbagai macam puisi untuk dijadikan objek untuk diubah kedalam bentuk prosa, kedua (berpasangan), penulis meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan materi yang akan diparafrasekan.
Dalam hal ini penulis telah membagi pasangan masing-masing melalui WhatsApp kemudian poin ketiga (berbagi), penulis meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerja sama, saling tukar ide atau gagasan masing-masing guna menambah pembendaharaan kata.
Setiap pasangan berdiskusi melalui WhatsApp pribadi setelah hasil tulisan mereka selesai hasilnya di presentasikan melalui WhatsApp grup kemudian pasangan lain saling menanggapi.
Melalui model Think Pair and Share ini, penulis menyimpulkan bahwa siswa merasa lebih bersemangat dalam menulis parafrase serta bertambahnya pembendaharaan kata. Adanya kerja sama antarsiswa memacu munculnya ide-ide atau gagasan dan kreativitas siswa dalam membuat parafrase puisi. (bp2/lis)
Guru SD Negeri Larikan