RADARSEMARANG.COM, SUDAH menjadi rahasia umum kalau pelajaran matematika merupakan pelajaran yang paling susah dan paling dibenci banyak peserta didik di sekolah. Banyak peserta didik yang menganggap matematika adalah salah satu pelajaran yang paling susah dan membosankan. Bahkan mata pelajaran ini dianggap momok, mimpi buruk, dan membuat frustrasi. Ada beberapa faktor yang membuat pelajaran ini berbeda dari yang lainnya dan membuat pelajaran ini menjadi dibenci. Selain soal hitung menghitung, pelajaran matematika juga harus memiliki logika yang kuat.
Adanya pembatasan kegiatan dalam mencegah dan memutus rantai penularan Covid-19 telah memberikan dampak yang signifikan di dunia pendidikan. Proses belajar mengajar di sekolah dihentikan sementara dan peserta didik malaksanakan kegiatan belajar dari rumah. Dengan kebijakan ini, pendidik dituntut kreatif dalam menjalankan pembelajaran daring. Belajar dari rumah haruslah menarik, bermanfaat, dan bermakna. Materi luas lingkaran merupakan materi yang sering dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mempelajari luas lingkaran, yang dipelajari tidak hanya model kongkretnya saja melainkan ciri- ciri, prinsip-prinsip dan bagaimana mengaplikasikannya. Belajar yang disertai pemahaman merupakan hal yang mendasar dalam pembelajaran matematika. Individu melalui beberapa tahapan untuk mengkonstruk pemahamannya. Konstruksi pemahaman yang dimulai dari dasar menjadi pondasi untuk tahapan pemahaman selanjutnya.
Dalam memberikan materi pelajaran Matematika Kelas VI tentang menjelaskan taksiran keliling dan luas lingkaran di SD Negeri 1 Sukomulyo Kec. Kaliwungu Selatan Kab. Kendal, saya menggunakan media manipulatif dari kertas. Dalam menggunakan media ini, siswa melakukan rangkaian kegiatan sebagai berikut: Menggambar sebuah lingkaran dengan jari- jari tertentu, Membagi daerah lingkaran menjadi 16 juring yang sama dengan jangka dan busur derajat, Menggunting setiap juring yang telah kalian buat, 4)Menyusun juring-juring dengan bentuk pendekatan bangun datar yang digunakan. Penggunaan media manipulatif dalam pembelajaran dapat membantu siswa memahami konsep dan sebagai sarana bermain siswa. Sehingga diharapkan pembelajaran ini dapat memotivasi siswa, serta mengurangi ketidaktertarikan siswa dalam belajar matematika.
Media manipulatif berfungsi untuk menyederhanakan konsep-konsep yang sulit atau sukar, menyajikan bahan yang relatif abstrak menjadi lebih nyata, menjelaskan pengertian atau konsep secara lebih konkrit, menjelaskan sifat-sifat tertentu yang terkait dengan pengerjaan hitung dan sifat-sifat bangun geometri, serta memperlihatkan fakta- fakta. Contoh bahan manipulatif, jenisnya kertas, karton, kelereng, kerikil, manik-manik, buku, pensil, butiran, kayu, kawat, lidi atau bungkus makanan.
Media manipulatif dalam pembelajaran matematika adalah alat bantu pembelajaran yang digunakan terutama untuk menjelaskan konsep dan prosedur matematika. Media ini merupakan bagian langsung dari mata pelajaran matematika dan dimanipulasikan oleh siswa yaitu dibalik, dipotong, digeser, dipindahkan, digambar, dipilah, dikelompokkan atau diklasifikasikan (Muhsetyo dkk, 2007).
Media manipulatif adalah bentuk visual yang digunakan oleh seseorang untuk mejelaskan suatu makna tertentu agar lebih menarik. Sehingga suatu pesan dapat tersampaikan tanpa harus menuliskan kalimat-kalimat yang panjang. Sehingga dapat disimpulkan pula bahwa penggunaan media manipulatif dalam pembelajaran matematika adalah cara atau metode yang digunakan guru dalam pembelajaran matematika untuk memperjelas materi yang disampaikan, yang berfungsi untuk menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar matematika. Penggunaan media manipulatif dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi rumus luas lingkaran dengan pendekatan luas segitiga, jajar genjang, trapesium dan persegi panjang. (ips2/zal)
Guru SDN 1 Sukomulyo, Kendal