RADARSEMARANG.COM, Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada dunia pendidikan, terutama pendidikan dasar. Adanya wabah virus korona ini menghambat kegiatan belajar mengajar yang biasanya berlangsung secara tatap muka, beralih pada sistem pembelajaran jarak jauh.
Guru dan peserta didik maupun orang tua murid yang belum terbiasa menggunakan sistem pembelajaran yang bersifat online tentu saja mengalami kesulitan karena belum dilatih mengunakan peralatan untuk model pembelajaran jarak jauh. Guru besar University of Applied Science and Arts, Hannover, Germany and Senior Experten Services (SES) Germany Prof. Dr. Gerhad Fortwengel menyebutkan wabah korona justru menjadi katalis hebat yang memacu dunia pendidikan.
Seperti mendorong lebih banyak pemanfaatan teknologi informasi dalam aktivitas pembelajaran jarak jauh. Karenanya perlu tambahan dukungan dan mentoring untuk menyesuaikan dengan model pembelajaran baru ini,
Kemendikbud telah mengatur kebijakan melalui Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Kementerian Pendidikan memuat empat hal pokok utama antara lain: Pertama adalah pembelajaran secara daring, baik secara interaktif maupun noninteraktif. Hal ini perlu dilakukan meskipun tidak semua anak-anak dapat melakukan itu karena faktor infrastruktur. Dalam hal ini paling penting adalah pembelajaran harus terjadi meski di rumah. Kedua adalah tenaga pengajar atau guru harus memberikan pendidikan kepada anak-anak tentang kecakapan hidup, yakni pendidikan yang bersifat kontekstual sesuai kondisi rumah masing-masing, terutama pengertian tentang Covid-19, mengenai karakteristik, cara menghindarinya dan bagaimana cara agar seseorang tidak terjangkit.
Ketiga adalah pembelajaran di rumah harus disesuaikan dengan minat dan kondisi masing-masing anak, termasuk akses terhadap internet. Keempat adalah bagi para tenaga pengajar atau guru, tugas-tugas yang diberikan kepada siswa tidak harus dinilai seperti biasanya di sekolah, akan tetapi penilaian lebih banyak kualitatif yang sifatnya memberi motivasi kepada anak-anak.
Pada masa pandemi Covid-19 ini pembelajaran di SD Negeri Srondol Wetan 05 Semarang secara otomatis juga mengalami pergeseran, yang tadinya dilaksanakan secara tatap muka mulai dilaksanakan secara online. Sejak pertengahan Maret 2020, proses pembelajaran yang semula berlangsung di sekolah berpindah ke rumah. Para guru mengajar dari rumah, siswa juga belajar dari rumah. Hal ini menuntut terjadinya perubahan proses pembelajaran, yang semula adalah pembelajaran luring (luar jaringan) berubah menjadi pembelajaran daring (dalam jaringan).
Permasalahan utama di kelas 3 SD Negeri Srondol Wetan 05 Semarang adalah bagaimana supaya siswa tetap belajar walaupun harus dari rumah. Ketika pembelajaran daring dimulai, guru juga mulai mencari cara yang cocok dan mudah untuk digunakan, sehingga penyampaian materi dan penugasan kepada peserta didik terlaksana secara maksimal. Berbagai aplikasi mulai diujicobakan yang akhirnya pada kesimpulan bahwa aplikasi WhatsApp (WA) yang paling sesuai dengan pembelajaran di kelas 3 SD Negeri Srondol Wetan 05 Semarang. Sebab WA sudah sangat familier penggunaannya di kalangan orang tua peserta didik.
WA menyajikan beberapa fitur menarik serta mudah pengoperasiannya yang meliputi penyampaian pesan perorangan, penyampaian pesan dalam grup, melampirkan video, melampirkan foto, melampirkan file dalam bentuk pdf ataupun word, panggilan suara dan video conference. Dengan aplikasi WhatsApp, peserta didik dengan didampingi orang tuanya termotivasi untuk terus belajar meskipun dengan tatap muka secara langsung.(dar1/lis)
Guru SD Negeri Srondol Wetan 05 Semarang