RADARSEMARANG.COM, Bel pertama tanda pembelajaran akan dimulai telah berbunyi, dan dengan langkah teratur saya menuju ke ruang kelas dilantai dua untuk melaksanakan proses belajar mengajar di kelas. Pagi ini materi yang akan dibahas dalam pelajaran matematika adalah nilai fungsi. Setelah memasuki ruangan kelas, budaya 3S (senyum, salam dan sapa) tidak pernah kami lupakan dalam mengawali proses pembelajaran dikelas. Hari ini terlihat wajah peserta didik sangat ceria dan penuh semangat, karena pembelajaran matematika yang akan dilakukan menggunakan metode permainan kelompok Sasi Sura atau sajikan hasil susun rantai.
Seperti kita ketahui dengan belajar matematika mempunyai tujuan dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik secara logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Pelajaran matematika diharapkan melatih peserta didik mampu berpikir secara sistematis, terbiasa untuk memecahkan masalah secara sistematis, serta mampu menggunakan dan mengaplikasikan matematika dalam kehidupan nyata. Upaya yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut antara lain dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis permainan seperti metode permainan kelompok Sasi Sura.
Metode permainan kelompok Sasi Sura adalah metode permainan kelompok di mana peserta didik dikelompokkan dalam beberapa kelompok untuk saling berkompetisi secara jujur dalam menyelesaikan kumpulan soal nilai fungsi. Setiap soal yang sudah diselesaikan akan disusun dan dikaitkan seperti sebuah rantai, setiap kelompok akan menghasilkan panjang rantai yang sama. Di akhir permainan akan dilaksanakan pembahasan setiap soal yang telah dikerjakan, di mana jika jawaban yang dihasilkan banyak yang benar, maka rantai akan panjang. Dan jika jawaban banyak yang salah, maka rantai akan semakin pendek karena banyak rantai yang terpotong.
Tahapan yang dilaksanakan dalam pembelajaran matematika dengan metode permainan kelompok Sasi Sura terdiri atas empat tahapan. Tahap pertama yaitu tahap pembentukan kelompok. Pada tahapan ini, peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 anggota, di mana setiap anggota kelompok akan diberikan tanggungjawab menyelesaikan satu soal menentukan nilai fungsi yang sudah dituliskan dalam selembar kertas warna berbentuk persegi panjang yang berukuran 4 x 20 cm dan ujungnya ditempelkan double tip. Tahap kedua, yaitu tahap penyelesaian soal. Pada tahapan ini peserta didik berbaris di kelompok masing-masing. Setiap kelompok mengirimkan satu orang untuk maju ke depan mengambil soal yang sudah disediakan.
Soal nilai fungsi kemudian dikerjakan oleh anggota kelompok di meja yang telah disediakan, pada kesempatan ini jika mengalami kesulitan, maka anggota kelompok dapat meminta bantuan kepada salah satu anggota kelompoknya. Setelah soal terjawab, maka peserta didik melepas double tip (solasi bolak-balik) dan menempelkan ujung dan ujungnya. Sehingga membentuk sebuah cincin dan digantungkan di tempat yang telah disediakan. Anggota kelompok yang sudah mengerjakan kembali ke barisan paling belakang. Proses ini dilakukan berulangkali sampai soal yang telah disediakan dijawab oleh semua.
Tahap keempat adalah tahap korektor silang. Pada tahap ini guru memanggil perwakilan kelompok untuk maju dan menjadi sebagai korektor hasil pekerjaan kelompok lain. Guru menjelaskan dan menunjukkan proses penyelesaian soal, dan tim korektor mencocokkan jawaban yang ada pada rangkaian rantai sesuai dengan nomor urutan penyelesaian soal. Jika ditemukan jawaban salah, maka rantai itu akan dipotong pada bagian yang menjawab salah kemudian rantai itu dikaitan lagi dengan double tip. Tahap keempat, yaitu tahap penentuan hasil. Pada tahapan ini, tim kolektor akan mengitung rangkaiaan cincin membentuk rantai masing-masing kelompok. Rantai yang terpanjang adalah kelompok yang menjadi pemenang. Guru dalam tahap ini memberikan penjelasan terhadap peserta didik terkait dengan makna yang terkandung dalam permainan kelompok Sasi Sura dengan nilai karakter yang ada di dalamnya.
Pembelajaran yang dilakukan dengan permaian Sasi Sura dapat memberikan kesan tersendiri bagi peserta didik. Mereka lebih bahagia dan bersemangat. Dengan hati yang bahagia dapat mempermudah peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan. Dengan demikian, hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. (dj2/aro)
Guru SMP Negeri 1 Boja, Kabupaten Kendal