RADARSEMARANG.COM, Penguasaan kosakata merupakan wujud kemahiran berbahasa yang bermanfaat besar bagi siswa yang belajar bahasa Inggris. Dengan banyak menguasai kosakata, siswa dapat menuangkan segala keinginan hati, perasaan, ide, keadaan hati di saat susah dan senang, sindiran, kritikan dan sebagainya.
Menguasai banyak kosakata merupakan manifestasi dan keterlibatan aktifitas berfikir atau bernalar yang baik dalam berbahasa. Berdasarkan pengalaman mengajar bahasa Inggris di SMP Negeri 3 Kajen kelas VII dengan Kurikulum 2013, penguasaan siswa pada kosakata bahasa Inggris masih jauh dari harapan. Karena kurangnya pembelajaran bahasa Inggris ketika masih di jenjang SD, siswa masih mengalami kesulitan dalam kemampuan dasar mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis bahasa Inggris.
Mereka kesulitan menuangkan ide atau gagasan menjadi bentuk lisan maupun tulisan. Bahkan, penguasaan kosakata sudah dianggap beban berat oleh guru. Padahal, jika dilakukan dengan tepat, penguasaan kosakata bahasa Inggris dapat dibuat dengan mudah dan menyenangkan.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kosakata bahasa Inggris siswa adalah menggunakan model pembelajaran bermain touch and go. Model ini fokus pada penguasaan kata dengan cara yang menyenangkan. Dan didasarkan pada kemampuan siswa untuk mengobservasi, mengolah data, memahami informasi, membentuk konsep-konsep, menerapkan simbo-simbol verbal dan non-verbal, dan memecahkan masalah dalam suasana bermain.
Bentuk pembelajaran model bermain touch and go dimulai dengan pembentukan kelompok untuk berdiskusi mencari informasi dari gambar atau kata yang dijadikan media bermain dan belajar, dilanjutkan sosialisasi hasil diskusi. Bersama siswa, guru mereview hasil diskusi sebuah kata atau gambar yang ditekankan pada cara mengucapkan bahasa Inggris yang benar terhadap gambar atau kata sebagai media bermain dan belajar.
Guru memandu kegiatan game dengan menempelkan gambar/menulis kosakata sesuai tema yang diajarkan untuk seluruh kelompok. Guru berperan sebagai arbitrator yang bertugas membuat pot kompetisi antar kelompok, membimbing challenger I kelompok A dan kelompok B melakukan switch (gunting,batu,kertas) untuk menentukan penyebutan kosakata. Dimulai dari atas atau bawah, memberi aba-aba game dimulai dan games selesai. Sedangkan siswa sebagai challenger bertugas menyebutkan semua kosakata dalam bahasa Inggris yang diujikan yang disediakan oleh arbitrator.
Tiap anggota kelompok berperan sebagai challenger, jika challenger satu dari kelompok A dan challenger satu dari kelompok B bertemu di salah satu kosakata, maka harus melakukan switch (gunting,batu,kertas). Untuk menentukan kelompok A atau B yang berhak menyebutkan kosakata hingga selesai.
Jika challenger satu kelompok kalah dalam switch maka challenger satu harus kembali ke barisan paling belakang kelompoknya dan digantikan challenger dua untuk bisa memulai games dari awal. Bagi kelompok yang bisa menyebutkan seluruh kosakata terlebih dahulu maka kelompok tersebutlah yang menjadi pemenangnya.
Dengan menggunakan model bermain touch and go hasilnya siswa memiliki keberanian mengucapkan kosakata bahasa Inggris. Model pembelajaran ini mampu meningkatkan pemahaman teks bahasa Inggris sehingga nilainya meningkat. Siswa lebih antusias atau semangat, percaya diri, mandiri, teliti, dan berusaha berbahasa Inggris lebih baik. (dj2/lis)
Guru Bahasa Inggris, SMP Negeri 3 Kajen, Kabupaten Pekalongan