RADARSEMARANG.COM, SAAT ini ada kecenderungan menurunnya tingkat partisipasi siswa dalam pengumpulan tugas. Maka perlu dipikirkan strategi pembelajaran yang tepat, mengingat materi yang harus dikuasai siswa semakin kompleks. Sebagaimana yang penulis ajarkan di SMP Negeri 1 Wonopringgo kelas VIII semester genap KD 4.11.2 “menyusun text recount lisan dan tulis sangat pendek dan sederhana, terkait pengalaman pribadi di waktu lampau (personal recount),…”
Keterampilan menulis atau writing skill dalam pembelajaran bahasa Inggris menjadi momok bagi siswa. Hal ini wajar, karena memerlukan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS), yakni level mencipta.
Text recount merupakan teks yang bertujuan menceritakan kembali kejadian/pengalaman yang telah lampau. Seringkali tema yang digunakan adalah pengalaman berlibur/rekreasi, nyata atau fiksi. Teks ini memiliki struktur teks yang terdiri dari bagian orientation, events dan reorientation.
Sebagai upaya agar siswa tetap semangat dan tidak merasa terbebani selama praktik menyusun teks dan penugasan agar terkumpul tepat waktu, penulis menggunakan metode VCD. Metode VCD merupakan singkatan dari Voice note for Chained-Story Develompent atau pengembangan cerita berantai dengan menggunakan voice note dalam aplikasi WhatsApp (WA). Voice note dipilih karena mudah dioperasikan, lebih efisien daripada mengetik teks. Semua siswa dapat mengakses, hemat kuota, siswa lebih fokus, dan percaya diri untuk berkreasi.
Chained story dalam pembelajaran ini merupakan pengembangan metode cerita berantai yang disusun secara mandiri dengan ide kolaboratif. Ide yang dilontarkan dalam bentuk pertanyaan yang disampaikan siswa secara lisan dengan voice note. Siswa bertanya secara bergantian. Pertanyaan yang muncul mengacu pada kata kunci berupa guided question words dan guided activity yang disiapkan guru sesuai dengan struktur teks tersebut. Jumlah kata kunci berkisar 10 kata antara lain who, where, when, how (tahap orintation), first activity, see, second activity, meet, third activity, buy (tahap events), dan feel (tahap reorientation).
Dengan demikian, siswa menyusun teks berkisar 10 kalimat. Agar pertanyaan mengalir dengan lancar, siswa dibagi menjadi 10 kelompok, 1 kelompok satu soal. Di awal kegiatan, guru menyiapkan siswa untuk hadir di kelas grup WA tersebut sesuai waktu yang telah disepakati. Langkah pertama, kegiatan inti, guru mengirim sebuah gambar situasi. Kemudian guru mengirim voice note menyebut kata kunci who. Kedua, kelompok pertama membuat pertanyaan dengan voice note. Pertanyaan yang diharapkan misalnya “who are they?” Ketiga, semua siswa mendengarkan voice note dan menulis jawaban. Siswa diberi waktu 2 menit untuk menuliskan jawaban. Begitu seterusnya diikuti pertanyaan kelompok selanjutnya hingga pertanyaan terakhir. Guru dapat memberi pertanyaan jeda pada pergantian paragraf, misal “what did they do firstly?” Pada akhir kegiatan siswa diminta membacakan hasil jawabannya dengan voice note untuk mengecek keaktifan. Kemudian siswa diminta menyusunnya dalam sebuah teks yang baik. Hasil teks dikumpulkan dalam bentuk foto melalui WA grup.
Penulis menyimpulkan bahwa dengan metode VCD ini siswa merasa tertantang untuk menyelesaikan hingga tahap akhir pertanyaan dan semua karya terkumpul tepat waktu. Karya yang terkumpul juga memenuhi kriteria text recount yang baik meskipun ada beberapa kesalahan gramatikal. Metode ini dapat meningkatkan motivasi siswa dalam menyusun teks dengan mudah dan meningkatkan partisipasi siswa dalam mengumpulkan tugas. (bp1/ida)
Guru Bahasa Inggris SMPN 1 Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan