RADARSEMARANG.COM, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada siswa, khususnya di tingkat dasar dan menengah (Susanto, 2013:137). Menurut Gunawan (2013:82) pelajaran IPS di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6 – 12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7 – 11 tahun menurut Piaget berada dalam perkembangan kemampuan intelektual pada tingkatan kongkrit operasional.
Berdasarkan hasil refleksi diri pada saat melakukan kegiatan belajar mengajar kurikulum 2013 di kelas IVA SDN Wonosari 02 dengan tema Selalu Berhemat Energi dan Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya, menunjukkan pembelajaran tersebut belum optimal. Hasil ulangan harian dari 36 siswa hanya 17 siswa (47,22%) yang nilainya memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 19 siswa (52,78%) nilainya di bawah KKM. Berbagai cara dan teknik pembelajaran dikaji untuk memungkinkan konsep – konsep abstrak itu dipahami anak. Salah satunya yaitu dengan menggunakan metode mind mapping dengan berbantuan media gambar.
Mind Mapping disebut juga dengan mapping. Mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan (Swadarma, 2013: 2). Mapping adalah cara mencatat yang efektif, efisien, kreatif, menarik, mudah dan berdaya guna karena dilakukan dengan cara memetakan pikiran – pikiran kita. Selanjutnya, mapping juga dapat dijelaskan sebagai sistem berpikir yang terpencar (radiant thinking) sehingga dapat mengembangkan ide dan pemikiran ke segala arah, divergen, dan melihatnya secara utuh dalam berbagai sudut pandang. Menurut Olivia (2014: X) dengan menggunakan mind mapping penulisan catatan akan lebih menarik secara visual sehingga bisa membantu kita mengelola informasi saat kita terima, bisa menambahkan kaitan dan asosiasi baru, serta menjadikan informasi lebih lama bertahan dalam ingatan. Swadarma (2013: 8) menyebutkan beberapa kegunaan mapping antara lain : a) Menyeleksi informasi berdasarkan sesuatu yang dianggap penting dan sesuai dengan tujuan. b) Membuat banyak pilihan dari berbagai rute keputusan yang mungkin. c) Mempercepat dan menambah pemahaman pada saat pembelajaran karena dapat melihat keterkaitan antar topik yang satu dengan yang lainnya. d) Mengasah kemampuan kerja otak karena mapping penuh dengan unsur kreativitas.
Menurut Hamdani (2011:250) diantara media pendidikan, gambar atau foto adalah media yang paling umum dipakai. Keduanya merupakan bahasa yang paling umum, yang dapat dimengerti, dan dapat dinikmati di mana – mana.
Hasil pengamatan setelah guru menerapkan metode mind mapping berbantuan media gambar menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal tersebut terbukti bahwa persentase ketuntasan klasikal meningkat dari 47,22% menjadi 83,33%. Artinya penerapan metode mind mapping berbantuan media gambar sesuai dan cocok diterapkan dengan tercapainya hasil belajar para siswa yang melebihi KKM yang ditentukan. (ips1/ton)
Guru SDN Wonosari 02 Ngaliyan Kota Semarang