RADARSEMARANG.COM, Budaya membaca adalah suatu kebiasan yang di dalamnya terjadi proses berpikir yang kompleks, terdiri atas sejumlah kegiatan seperti keterampilan menangkap atau memahami kata – kata atau kalimat yang tertulis, menginterpretasikan, dan merefleksikan. Dalam kegiatan membaca juga perlu memiliki kondisi fisik yang baik sehinnga konsentrasi tercurahkan sepenuhnya kepada teks atau tulisan yang sedang dibaca.
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa di kelas 1 SD Negeri Karangsuno telah disediakan pojok baca untuk kegiatan membaca siswa di kelas, namun keberadaannya belum bisa dioptimalkan oleh siswa. Ada siswa yang kurang percaya diri untuk bergabung dengan temannya untuk membaca karena tidak lancar membaca, dan ada juga yang tidak bisa ikut membaca karena pojok baca yang sempit. Padahal dengan adanya pojok baca diharapkan dapat menumbuhkenalkan budaya membaca. Peran dari pihak sekolah seperti kepala sekolah dan guru, sangat diperlukan sebagai pembimbing siswa di pojok bacaan untuk lebih mengetahui dan memahami pentingnya membaca.
Pojok Baca adalah sudut tempat para peserta didik membaca, di sana disediakan buku-buku tentang pendidikan serta ilmu pengetahuan, serta karya siswa yang dapat menambah keunikan dan keartistikan. Pada jenjang SD, guru harus berupaya semaksimal mungkin agar pojok baca menjadi magnet untuk menarik siswa membaca. Maka guru harus kreatif menciptakan pojok baca yang menarik dan artistik.
Pojok baca di setiap kelas memiliki manfaat antara lain dapat merangsang siswa untuk lebih gemar membaca dan memiliki daya pikir yang baik, mendekatkan buku pada siswa sehingga siswa lebih tertarik membaca, membantu perpustakaan sekolah dalam membudayakan rutinitas membaca, di saat buku yang ingin dibaca siswa tidak tersedia di perpustakaan sekolah serta dapat dikaitkan sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran oleh guru.
Tahapan dalam mengoptimalkan pojok baca adalah sebagai berikut: Pertama, guru membuat konsep pojok baca, kemudian mulai menyiapkan segala perlengkapannya. Mulai fasilitas baca, hiasan, pagar pembatas hingga penyediaan buku-buku. Kedua, pagar atau pembatas area pojok baca bisa menggunakan tali plastik yang dibalut dengan kertas hias. Kaitkan pada tiang kokoh (bisa menggunakan paralon dan pot yang disemen) yang ditempatkan membentuk area baca. Ketiga, hiaslah dinding dengan desain artistik, bisa ditempel kertas origami yang sudah dibentuk dengan berbagai desain, membuat pohon literasi, kalimat-kalimat motivasi pendidikan dan sebagainya. Keempat, bila diberi kursi justru tampak sempit, gunakan meja baca lesehan. Kelima, tempatkan rak buku secara artistik dengan buku-buku atau bahan bacaan lain yang telah disiapkan sebelumnya. Keenam, buatlah jadwal piket untuk menjaga kebersihan pojok baca. Meskipun dibuat dengan sederhana, namun artistik dan menarik, pojok baca akan terfungsikan sesuai manfaatnya bagi siswa dan guru. Sehingga guru perlu memberikan tugas membaca dan mengaitkan pelajaran dengan kegiatan membaca di pojok baca.
Dengan demikian upaya tumbuhkenalkan budaya membaca di kelas 1 SD Negeri Karangsuno dapat dilakukan secara optimal melalui pojok baca. Terbukti motivasi siswa dalam membaca meningkat.(pai1/aro)
Guru SD Negeri Karangsuno, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal