RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar (KD 4.9) yaitu mengontruksi sebuah cerita pendek dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun cerpen. Adapun unsur pembangun cerpen meliputi unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik dalam kondisi Covid-19 guru dalam mengajar menggunakan pembelajaran di abad 21. Karena mempersiapkan generasi manusia Indonesia menyongsong kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Apalagi seperti sekarang masyarakat telah berubah dari masyarakat offline menjadi masyarakat online. Maka dari itu dengan perkembangan digitalisasi yang semakin pesat, pembelajaran di SMA Negeri 2 Semarang guru dan peserta didik dituntut harus bisa mengikuti perkembangan tersebut.
Dalam pembelajaran cerpen sebenarnya model yang digunakan guru cukup banyak, namun implementasi pada kegiatan belajar mengajar belum optimal karena peserta didik belum begitu memahami. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengajar menggunakan model CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition). Dengan pembelajaran kooperatif interaksi yang terjadi di dalam kelompok dapat melatih peserta didik untuk menerima pendapat teman dan menghargai pendapat dari teman yang lain. Slavin (2005:203) berpendapat model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah menjelaskan bahwa tujuan utamanya menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para peserta didik mempelajari kemampuan memahami bacaaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Oleh karena itu model pembelajaran membaca cerpen relevan untuk diterapkan di SMA Negeri 2 Semarang, bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik memahami isi bacaan sekaligus membina kemampuan menulis reproduksi atas bahan bacaan yang dibacanya.
Adapun cara mengetahui unsur instrinsik dan ekstrinsik pada cerpen peserta didik harus membaca pemahaman karena dengan tujuan untuk memperoleh informasi, pesan, dan makna yang terkandung dalam sebuah bacaan. Menurut Tarigan (208:58) membaca pemahaman (reading for understanding) yang dimaksud di sini adalah jenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola fiksi. Dengan membaca pemahaman peserta didik bisa mencari unsur instrinsik seperti tema, alur, tokoh dan penokohan, setting, amanat, sudut pandang pengarang, dan gaya bahasa. Sedangkan unsur ekstrinsik yaitu pendidikan, agama, tempat tanggal lahir dan sebagainya.
Pada abad 21 ini pembelajaran dapat dilakukan menggunakan media digital dengan metode CIRC, karena memungkinkan peserta didik untuk bisa berdiskusi. Sebelum berdiskusi guru memberikan peta konsep tentang unsur pembangun cerpen yaitu unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Penjelasan yang didapat bisa dari keterangan guru, buku paket atau media lainnya. Kemudian peserta didik disuruh membentuk kelompok yang anggotanya masing-masing empat anak secara heterogen. Setelah itu guru memberikan satu cerpen kepada masing-masing kelompok. Peserta didik disuruh bekerja sama saling membacakan dan dapat menemukan unsur pembangun yang ada di dalam cerpen serta kalimat pendukungnya. Hasil dari diskusi kelompok ditulis di lembar jawab dan dipresentasikan. Kemudian peserta didik membuat cerpen dari hasil pengamatan, pengalaman, atau bahkan kejadian yang pernah dia alami.
Dengan langkah ini peserta didik mampu mengomunikasikan hasil yang didiskusikan dengan lebih baik tentang unsur pembangun cerpen dan dapat membuktikan materi yang dibahas disertai kalimat pendukungnya. Peserta didik siap menerima pendapat dan menghargai pendapat kelompok lain, sehingga menjadikan pembelajaran lebih menarik dan kepercayaan diri dalam menyampaikan pendapat. (pai1/lis)
Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 2 Semarang