27.2 C
Semarang
Tuesday, 24 June 2025

Siswa lebih Aktif dengan Discovery Learning

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, KUNCI efektifitas sistem pembelajaran adalah bagaimana seorang guru kreatif dalam menyajikan pembelajaran yang menyenangkan dan mudah dimengerti sehingga para siswa tidak merasa bosan. Peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sumber belajar yang paling benar. Seorang guru yang profesional dituntut untuk dapat menampilkan keahlian di depan kelas. Salah satu komponen keahlian itu adalah kemampuan untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan efektif dan efisien, guru perlu mengenal berbagai jenis model pembelajaran sehingga dapat memilih model pembelajaran manakah yang tepat dan sesuai untuk suatu bidang pengajaran.

Pada prakteknya tidak semua guru menerapkan suatu model pembelajaran pada proses kegiatan belajar mengajar, tidak terkecuali dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Guru masih kerap kali menggunakan model pembelajaran seadanya, rutinitas, formalis, kering, dan kurang bermakna, yang cenderung berpusat pada guru, misalnya model ceramah. Bertolak dari hal tersebut penulis tertarik untuk menerapkan model Discovery Learning pada materi “Iman kepada Hari Akhir” Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas XII di SMA Negeri 1 Jatibarang Brebes. Model Discovery Learning diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran di kelas dan juga dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif.

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Trianto, 2010: 22). Sedangkan Sa’dun Akbar (2013: 139) mendefinisikan model pembelajaran sebagai pola pembelajaran yang diskenariokan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, berisi langkah pembelajaran dan perangkatnya untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Discovery learning dapat didefinisikan sebagai belajar yang terjadi bila pelajaran tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan peserta didik untuk mengorganisasi sendiri. Sang pendidik John Dewey dan psikolog kognitif Jerome Bruner mempromosikan konsep pembelajaran penemuan dengan mendorong guru untuk memberikan kesempatan peserta didik belajar sendiri. Menurut mereka, pembelajaran penemuan mendorong peserta didik untuk berpikir sendiri dan menemukan cara menyusun dan mendapatkan pengetahuan (Soemanto, 1998: 134).

Penerapan model Discovery Learning pada materi “Iman kepada Hari Akhir”: (a) Stimulation/pemberian rangsangan, peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi dengan melihat video tentang “tanda-tanda hari akhir”, mengamati lembar kerja, dan membaca materi dari buku/penunjang lain. Problem statemen/pertanyaan/identifikasi masalah, guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan/masalah yang berkaitan dengan tayangan video atau lembar kerja yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar. Data collection/pengumpulan data, peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling tukar informasi. Data processing/pengolahan data, peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data/informasi hasil pengamatan dan mengerjakan beberapa soal. Verification/pembuktian, peserta didik mendiskusikan dan memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber dan bersama-sama dengan guru membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik. Generalization/menarik kesimpulan, peserta didik mengemukakan pendapat dan bertanya atas presentasi yang dilakukan, dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya. Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi kelompok secara klasikal.

Penggunaan model Discovery Learning pada materi “Iman kepada Hari Akhir” di Kelas XII SMA Negeri 1 Jatibarang Brebes menjadikan siswa lebih aktif, dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami materi pelajaran sehingga memungkinkan siswa dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik. (fbs1/zal)

Guru PAI SMAN 1 Jatibarang Brebes


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya