RADARSEMARANG.COM, Ilmu tajwid atau tata cara membaca Alquran dengan baik dan benar merupakan salah satu materi dalam pelajaran pandidikan agama dan budi pekerti yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi. Berdasarkan fakta di lapangan terkait kondisi anak di masa ini, mereka kurang bersemangat dan cenderung bosan dengan metode belajar yang monoton, searah, dan bahkan kadang dipaksa.
Metode dalam pembelajaran yang dapat diterapkan itu banyak sekali macamnya. Akan tetapi perlu adanya pemilihan metode pembelajaran yang tepat agar tidak membosankan bagi siswa sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.
Dalam pembelajaran, terdapat beberapa komponen, dua di antaranya adalah guru dan siswa. Agar proses pembelajaran berhasil, guru harus aktif di antaranya dalam hal mendorong siswa untuk aktif belajar dan memberikan pengalaman belajar yang memadai kepada siswa.
Metode yang pernah terapkan untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran materi ilmu tajwid khususnya tentang hukum bacaan nun sukun atau tanwin di SMPN 5 Sragi Kabupaten Pekalongan adalah metode matching card (mencocokkan kartu).
Metode ini dipilih karena dianggap dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi dan elaborasi terhadap materi yang dipelajari. Disamping itu juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaktualisasikan kemampuannya melalui kegiatan pembelajaran yang sudah dirancang oleh guru.
Adapun tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : pertama, tahap persiapan yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran matching card, membuat alat evaluasi untuk mengetahui daya serap siswa dalam memahami materi bacaan nun mati atau tanwin, membuat kartu lafaz atau kata dan nama hukum bacaan nun mati atau tanwin.
Kedua, tahap pelaksanaan yaitu siswa melakukan pengamatan terhadap materi bacaan nun mati atau tanwin serta mengumpulkan data terkait materi. Kemudian siswa dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama akan diberikan kartu lafaz atau kata dan kelompok kedua diberikan kartu berisi nama hukum bacaan. Selanjutnya siswa mengamati serta menemukan jawaban kartu yang mereka terima setelah guru memberikan perintah untuk mencari kartu yang cocok antara kartu lafaz atau kata dengan kartu nama bacaan yang mereka peroleh. Guru akan memberikan reward bagi siswa tercepat menemukan kartu yang cocok. Suasana pembelajaran memang ramai karena siswa akan berkompetisi berusaha mencari kartu yang cocok dengan kartu yang mereka peroleh secepat mungkin. Namun demikian bagi mereka sangat menyenangkan dan memberikan andil besar bagi terciptanya pembelajaran PAI yang lebih bermakna, efektif dan efisien. Serta dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa dalam pembelajaran PAI melalui serangkaian kegiatan yang telah dilakukan dengan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
Sehingga dengan adanya pembelajaran yang bervariasi dan pendayagunaan alat-alat dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa dalam struktur kognitifnya. Dalam pembelajaran siswa dilibatkan untuk bekerja sama dengan siswa lain, mendengarkan secara aktif, dan berani bertanya dalam struktur aktifnya.
Ketiga, tahap evaluasi yaitu melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Apakah sudah dapat mencapai tujuan pembelajaran atau belum yang dapat diukur dengan melihat kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru baik secara lisan maupun tulis.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode matching card ini sangat efektif dan mempermudah pemahaman siswa SMPN 5 Sragi Kabupaten Pekalongan dalam mempelajari ilmu tajwid khususnya pada materi bacaan nun mati atau tanwin. (ips1/lis)
Guru PAI SMP Negeri 5 Sragi, Kabupaten Pekalongan