RADARSEMARANG.COM, Mengutarakan sebuah pemikiran secara lisan dalam bahasa Inggris merupakan hal yang paling sulit dilakukan oleh siswa. Mereka merasa khawatir apabila terdapat kesalahan ketika mereka harus memproduksi kata per kata, frase per frase, dan kalimat per kalimat. Kekhawatiran yang mereka hadapi merupakan hal yang wajar. Mereka khawatir salah dalam memilih kata, melafalkan kata, dan menyusun kalimat yang benar. Motivasi dari guru pun rendah. Guru seakan tampak menyerah ketika guru mendapati siswa kurang dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris dengan baik. Guru selalu memaklumi keadaan siswa tersebut.
Guru beranggapan bahwa komunikasi siswa gagal karena faktor lingkungan. Faktor lingkungan merupakan penyebab utama. Guru beranggapan bahwa siswa yang sudah kembali ke lingungan dan keluarga, maka siswa tidak akan menggunakan bahasa Inggris sebagai komunikasi mereka. Itu memang benar adanya, tapi alangkah lebih baik jika guru terus memotivasi siswa agar siswa dapat menggunakan bahasa Inggris secara lisan meski siswa sudah berada di lingkungan masyarakat dan keluarga.
Materi pembelajaran expressing agree and disagree atau ungkapan setuju dan tidak setuju ada pada kelas 9. Kendala yang dihadapi ketika siswa selalu terhalang oleh alasan mengapa mereka memilih agree atau disagree. Mereka hanya bisa mengutarakan kalimat “I agree.” atau “I disagree”, tetapi siswa tidak bisa mengembangkan alasan mengapa mereka memilih kalimat tersebut.
Agus Suprijono (2012:96) menyatakan bahwa ada sebuah teknik untuk mengembangkan keterampilan berbicara dan keaktifan siswa. Teknik tersebut adalah Listening Team atau LT. Dalam teknik pembelajaran ini, siswa dapat mengungkapkan alasan mereka dengan perspektif yang berbeda. Antara siswa satu dengan yang lain akan timbul sebuah diskusi aktif yang ditandai dengan adanya proses dialektika berpikir, sehingga mereka dapat menemukan pengetahuan struktural.
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan teknik pembelajaran ini. Pertama, guru memberikan materi pembelajaran yang akan didiskusikan oleh siswa. Materi pembelajaran adalah expressing agree and disagree atau ungkapan setuju dan tidak setuju. Siswa mencermati semua yang dijelaskan oleh guru.
Kedua, guru membagi siswa dalam empat kelompok. Apabila seluruh siswa berjumlah 40, maka setiap kelompok siswa berjumlah 10. Empat kelompok ini mempunyai tugas dan peran masing-masing. Kelompok pertama bertugas sebagai penanya. Mereka akan bertanya pada kelompok kedua dan ketiga. Pertanyaan-pertanyaan yang mereka akan kemukakan harus berhubungan dengan materi pembelajaran yang sudah dijelaskan oleh guru. Sementara itu, kelompok kedua dan ketiga menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kelompok penanya dengan jawaban yang berbeda. Misalnya, kelompok kedua, menjawab dengan ungkapan setuju dengan disertai alasan. Kelompok ketiga akan menjawab dengan ungkapan tidak setuju dengan disertai dengan alasan mengapa mereka tidak setuju dengan jawaban dari kelompok kedua.
Ketiga, kelompok keempat bertugas membuat rangkuman dari semua pertanyaan dan jawaban dari kelompok pertama, kedua, dan ketiga. Keempat, guru dan siswa merefleksikan hasil kegiatan dengan teknik pembelajaran LT tersebut. Refleksi dapat memunculkan ide, gagasan, pendapat, dan konsep baru dari pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban siswa.
Teknik pembelajaran Listening Team atau LT telah diterapkan pada kelas 9 semester 1 di SMP Negeri 3 Patebon. Dengan menerapkan teknik pembelajaran ini, siswa lebih aktif dan lebih dapat menyampaikan semua pemikiran mereka dengan mudah. Oleh karena itu, penilaian berbicara (speaking) meningkat dibandingkan dengan menggunakan teknik pembelajaran sebelumnya. (on2/aro)
Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 3 Patebon, Kabupaten Kendal