RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN biologi hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah, yang sesuai dengan situasi yang kontekstual agar mudah dipahami peserta didik. Apalagi sejauh ini, peserta didik kelas XI-MIPA SMA Negeri 15 Kota Semarang, masih kesulitan memahami materi pelajaran (mapel) biologi, khususnya materi sistem imunitas atau sistem kekebalan tubuh pada manusia. Terutama terkait pandemi Covid-19.
Berdasarkan fakta tersebut, penulis berusaha memilih metode pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) melalui on line (daring/dalam jaringan) yang diharapkan dapat meningkatkan minat, motivasi belajar dan ketuntasan hasil belajar peserta didik.
Metode Inquiry-Based Learning merupakan pendekatan untuk belajar dan mengajar yang menempatkan ide, pertanyaan dan observasi dari peserta didik, yang menjadi pusat dasar dari pengalaman belajar. Pendidikan memainkan peran aktif sepanjang proses dengan membangun sebuah budaya di mana ide ditantang, diuji, didefinisikan ulang dan dipandang tidak bisa diperbaiki tetap dihargai, memindahkan anak-anak dari posisi bertanya-tanya ke posisi pemahaman yang berlaku dan pertanyaan lebih lanjut (Scardamalia, 2002).
Sedangkan pengertian inkuiri sendiri adalah proses mencari kebenaran, informasi/pengetahuan, memahami dan menggunakan semuanya dalam materi pelajaran. Dasar metode pembelajaran ini sesungguhnya adalah peserta didik dan guru, berbagi tanggung jawab untuk memiliki informasi, belajar dan saling menginformasikan pengetahuan. Materi pelajaran yang dibahas adalah sistem imun yang terkait dengan pandemi Covid-19 (Corona Virus Diseases). Jika sistem kekebalan tubuh manusia dalam kondisi baik, virus tidak mudah masuk dan menjangkiti tubuh manusia.
Ada beberapa langkah yang dilakukan penulis untuk memulai IBL. Pertama, dengan mulai mengajukan dengan sejumlah pertanyaan, pengantar dalam sebuah kelas daring, guru memancing peserta didik untuk mengajukan pertanyaan, dengan spektrum yang agak luas tentang sistem imun dan Covid-19. Kedua, mendefinisikannya, menganalisis dan mendeskripsikan lebih luas tentang sistem imun dan Covid-19. Ketiga, mencari tahu apa yang ingin dipelajari dan menjadi kebutuhan peserta didik diulas tuntas. Pada saat membuat kerangka pembelajaran, guru sudah membekali diri dengan mencari tahu kemungkinan-kemungkinan pertanyaan yang nantinya akan dapat dijawab dan dibahas bersama dengan materi sistem imun dan Covid-19. Terakhir peserta didik melakukan investigasi atau penyelidikan, dan mencari solusi dari permasalahan sistem imun dan Covid-19 ini, dari berbagai sumber informasi yang melimpah saat ini di berbagai media. Pembelajaran cukup bermakna, berkualitas dan cukup menantang keinginan peserta didik untuk membekali diri dalam menyikapi adanya Covid-19 ini dikaitkan bersama materi sistem imunitas yang menjadi kewajiban belajar peserta didik.
Harapan penulis dengan metode ini, peserta didik tidak hanya mampu mengulas materi sistem imunitas, tetapi dapat memahami dan mengerti sistem kerja imunitas tubuh manusia. Semua dilakukan lewat berbagai media daring yang sudah familiar dioperasionalkan, berupa smart libels, whatsapp, zoom, google classroom, google meet dan email. Kenyataan setelah pelaksanaan pembelajaran di kelas daring, metode IBL sistem imun dan Covid-19 via daring, mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar dengan hasil di atas kroteria ketuntasan minimal (KKM). (gml/ida)
Guru IPA SMA Negeri 15 Kota Semarang