28 C
Semarang
Saturday, 10 May 2025

Peran Budaya Salam sebagai Wujud Sikap Santun Siswa terhadap Guru

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Senyum, salam, sapa sudah dilakukan masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Kebiasaan memberi senyuman dan sapaan saat bertemu dengan orang yang lebih tua maupun teman sebaya, bahkan orang lain menjadi tradisi yang melekat dalam diri masyarakat Indonesia. Tentunya hal ini dinilai sebagai kebiasaan yang perlu diajarkan oleh keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar. Banyak nilai positif yang di dapat dari budaya ini, tidak hanya kepedulian tetapi juga sebagai rasa hormat dan menghargai orang lain.

Sejak dihentikannya pembelajaran tatap muka oleh pemerintah dan diganti dengan sistem daring (dalam jaringan), sebagai upaya menghentikan penyebaran virus Korona, Bapak/Ibu guru berusaha mencari cara/metode pembelajaran yang tepat bagi siswa. Demikian pula di sekolah kami, SMA Negeri 1 Paninggaran. Media yang digunakan hampir sama dengan kebanyakan sekolah lain, yaitu melalui Whatsapp, Google Classroom, Youtube, Telegram dll. Semua media berusaha digunakan secara maksimal, dengan melihat situasi dan kondisi tempat tinggal siswa. Karena memang tidak dapat dipungkiri untuk kami yang tinggal di daerah pegunungan, situasi susah sinyal menjadi hal yang biasa.

Dari pembelajaran daring yang berlangsung, selain menyiapkan media yang tepat, Bapak/Ibu guru juga perlu menyiapkan aturan/rambu-rambu yang tepat dalam penggunaan media sosial. Khususnya pada saat berlangsungnya komunikasi guru dengan siswa mengenai tugas sekolah. Kenyataannya banyak siswa kelas X, yang memang menjadi kelas awal, serta belum lama mengenal Bapak/Ibu guru dan tentunya belum terbiasa dengan budaya di sekolah kami, sering melakukan kesalahan. Mereka kurang mengerti “unggah-ungguh”. Dalam hal ini “unggah-ungguh” dengan Bapak/Ibu guru saat pembelajaran melalui media sosial. Sebagai contoh siswa A ketika mengumpulkan tugas kepada salah seorang guru melalui Whaatsapp tidak ada kalimat salam ataupun perkenalan terlebih dahulu, namun langsung mengirimkan tugas sekolahnya.

Dari kejadian ini, akhirnya kami Bapak/Ibu guru SMA Negeri 1 Paninggaran bersama-sama membahas hal tersebut dan berusaha mencari jalan keluar, yaitu dengan menanamkan pendidikan karakter kepada siswa utamanya diawali dari siswa kelas X, dengan memberikan imbauan kepada mereka melalui Instagram “GALERI SMANPANG”, Facebook, status Whatsapp, serta imbauan langsung kepada siswa agar selalu mengawali komunikasi dengan guru, dengan menyampaikan salam dan identitas diri terlebih dahulu. Hal ini kami lakukan sebagai wujud cinta kami terhadap mereka, agar mereka dapat menjadi generasi penerus yang lebih baik. Seperti yang dikemukakan oleh Prasetyo dan Rivasintha (2013:30) bahwa pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan YME, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia Insan Kamil.

Imbauan ini kami buat dengan tulisan dan gambar yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa, bahkan kami membuatnya dalam bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Dan Alhamdulillah hasilnya, setelah imbauan ini di lakukan, banyak siswa yang mulai berubah, mereka selalu memberi salam dan identitas diri terlebih dahulu sebelum penyampaian tugas dalam pembelajaran daring. (fbs1/ton)

Guru Mapel PKN SMA Negeri 1 Paninggaran


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya