RADARSEMARANG.COM, Pandemi Covid-19 memaksa perubahan dalam banyak aspek kehidupan. Salah satunya adalah terkait cara belajar siswa di sekolah dari tatap muka menjadi belajar dari rumah atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pembelajaran jarak jauh bisa dilakukan dengan metode daring maupun luring. Pembelajaran jarak jauh memberikan tantangan tersendiri bagi sekolah, guru, siswa, dan orang tua. Tantangan tersebut terutama terkait dengan infrastruktur seperti listrik dan jaringan internet jika kita menggunakan metode daring. Selain itu tidak sedikit keluarga yang tidak memiliki laptop atau gawai sebagai sarana untuk mengikuti PJJ. Belum lagi masalah kuota internet yang tidak semua orang bisa membelinya dengan mudah karena keterbatasan kemampuan keuangan.
Namun bagaimanapun juga melihat kondisi yang masih pandemi pembelajaran jarak jauh tetap harus dilaksanakan. Menurut Michael Moore (2013), pembelajaran jarak jauh sebagai bagian dari metode pembelajaran dimana perilaku mengajar dieksekusi terpisah dari perilaku belajar termasuk yang dilakukan dihadapan peserta didik sehingga komunikasi antar guru dan guru-pelajar harus difasilitasi dengan alat cetak, elektronik, mekanik, atau lainnya. Dari pernyataan itu jelas bahwa untuk melaksanakan PJJ harus ada alatnya.
Saat ini banyak aplikasi-aplikasi atau media-media yang bisa digunakan dalam PJJ daring antara lain WhatsApp, Instagram, Google Classroom, Google Meet, Google Form, Zoom, dan lain-lain. Tentu masing-masing aplikasi atau media itu memiliki kekurangan dan kelebihan. Dari semua aplikasi atau media tersebut WhatsApp dipandang menjadi aplikasi atau media yang paling mudah dan murah. Selain itu, aplikasi WhatsApp atau WA sangat familiar dikalangan masyarakat. Hampir semua orang memakai WA untuk berbagai kepentingan.
Pemanfaatan aplikasi WA juga menjadi pilihan dalam pembelajaran daring kelas VII SMP Islam Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan. Aplikasi WA ini dipandang mampu menjadi jembatan guru dan siswa untuk tetap bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan WA wali siswa juga bisa ikut membantu belajar apalagi siswa kelas VII itu siswa yang baru menapak di jenjang SMP yang tentunya butuh bimbingan yang lebih.
Awalnya siswa dikelompokkan dalam grup-grup WA seperti grup kelas dan grup mata pelajaran. Masing-masing wali kelas dan guru mapel masuk di grup-grup tersebut. Semua mata pelajaran memiliki grup tersendiri termasuk mata pelajaran PPKn. Di grup WA inilah guru berkomunikasi dan menyampaikan materi pelajaran sekaligus tugas-tugas kepada siswa. Guru harus bisa menyampaikan materi dan memberikan tugas yang bervariasi agar siswa tidak merasa bosan. Penyampaian materi bisa melalui link Youtube, pesan suara, video pendek, dan foto. Guru bisa berkreasi dengan aplikasi WA agar siswa tetap bersemangat dalam belajar meskipun hanya lewat jaringan.
Pada awalnya guru kesulitan karena belum pernah ketemu. Namun lama kelamaan menjadi terbiasa. Guru tetap bisa menerapkan berbagai model pembelajaran yang diinginkan meskipun hanya lewat WA seperti flipped, classroom, problem based learning, sold, dan model pembelajaran lainnya. Model pembelajaran tersebut bisa menvariasikan kegiatan belajar siswa sehingga siswa merasa senang meskipun belajar dari rumah.
Dengan WA, guru bisa berkreasi dengan model pembelajaran yang diinginkan sesuai kemampuannya. Dengan WA guru bisa berkomunikasi dengan siswa secara mudah dan murah karena WA tidak boros kuota kalau hanya sekedar chat atau buka foto maupun pesan suara. Harapannya dengan aplikasi WA ini orang tua siswa tidak terbebani dengan biaya kuota yang harus ditanggungnya dan siswa tetap bisa menerima materi-materi pelajaran meskipun dari rumah. Dengan begitu meskipun pandemi siswa tetap bisa sekolah walaupun dengan pembelajaran jarak jauh. (on1/aro)
Guru PPKn SMP Islam Wonopringgo, Kabupaten Pekalongaan