RADARSEMARANG.COM, Proses pembelajaran PPKn di masa pandemi Covid-19 mengalami perubahan total. Pertama, teknik belajar offline berubah menjadi online. Kedua, kegiatan tatap muka berganti menjadi tatap maya. Ketiga, penyampaian materi dan tugas dilakukan dengan sarana berbasis teknologi digital. Keempat, adanya perubahan habitat kelas nyata menjadi kelas virtual. Semuanya terjadi secara cepat dan dunia pendidikan pun bergerak mengantisipasi perubahan tersebut.
Guru sebagai komponen pengelola pembelajaran perlu belajar digitalisasi proses pembelajaran. Hal ini butuh kesiapan dan kesigapan pribadi. Jika dalam kondisi normal perangkat tertulis cukup sebagai persiapan pembelajaran, maka di masa covid ini perangkat pembelajaran harus dilengkapi dengan keterampilan mengoperasionalkan sarana digital baik gadget, laptop, netbook dan sejenisnya, termasuk juga software aplikasi proses pembelajaran. Hal ini merupakan keharusan yang diperlukan untuk kelancaran proses pembelajaran
Google Classroom (GCR) adalah alternatif mengorganisasi siswa dalam tingkatan kelompok /kelas Keberadaannya diperlukan untuk mengelompokkan siswa ke dalam kelas maya. Jadi GCR sebenarnya wujud nyata dari kelas virtual. Secara teoritis mudah membentuk GCR. Guru tinggal merancang kelas baru, mengundang siswa untuk bergabung, lalu siswa masuk ke dalam kelas dan akan terbentuk kelas yang diinginkan. Namun dalam praktiknya pembentukan GCR ternyata butuh waktu dan kesabaran. Tahap membuka kelas baru pasti lancar, karena guru sendiri yang melaksanakan. Mengundang siswa untuk bergabung itu tidak masalah. Giliran menunggu respon siswa masuk ke GCR ini butuh waktu dan kesabaran. Dinamika masalah siswa akan timbul dalam tahap ini. Ada siswa yang belum membuat akun google, ada yang tidak bisa karena kekeliruan prosedur, ada siswa perlu bimbingan detail, ada siswa yang menunda masuk kelas dan sebagainya.
Untuk mengatasi kesulitan siswa pada saat membentuk kelas baru, dapat dilakukan dengan menyediakan sarana komunikasi antara guru dan siswa. Sarana yang dimaksud adalah WhatsApp Group kelas. WA Group ini disediakan untuk berkomunkasi pada saat siswa mengalami kendala dalam proses masuk Google Classroom. Siswa bisa bertanya tertulis ataupun mengirim screenshot terkait kesulitan yang dihadapi. Guru berperan memberi bimbingan langsung atas masalah yang dihadapi siswa. Dengan demikian WA Group menjadi sarana pendamping yang melengkapi kegiatan pembentukan GCR.
Lalu bagaimana jika GCR sudah terbentuk? Apakah WA Group dibuang? Tidak. Setelah GCR terbentuk, pemberian materi tugas dan kuis dilakukan lewat GCR. Jika semua siswa dapat mengirim respon lewat GCR berarti tidak ada masalah. Tetapi apabila ada satu atau beberapa siswa yang mengeluh tidak bisa masuk GCR dengan beberapa alasan/kondisi, guru masih bisa memanfaatkan WA Group kelas untuk menyampaikan materi dan tugas. Selanjutnya siswa bisa mengirim responnya via WA Group. Bentuknya bisa foto tugas, screenshot tugas ataupun chat WA langsung di grup. Intinya adalah WA Group ini adalah sebagai alternatif lain untuk memudahkan siswa mengirimkan respon pembelajaran jika mengalami hambatan dalam menggunakan GCR.
Kelebihan dari pengiriman tugas lewat GCR adalah siswa dapat mengirim respon secara pribadi tanpa takut dicontoh jawabannya oleh siswa lain. Sementara untuk pengiriman tugas via WA juga sangat praktis, tetapi dari segi kerahasiaan jawaban memang lemah, karena siswa lain bisa mencontek jawaban yang dikirim via WA Group. Untuk mengatasi hal ini, siswa yang menghendaki kerahasiaan jawabannya terjaga dan tidak dicontek oleh siswa lain guru bisa memberi kelonggaran kepada siswa untuk menjawab lewat japri ke contact person pribadi guru mapel. Ini sebagai salah satu solusi untuk menjaga kerahasiaan jawaban siswa. Dengan demikian hambatan pembelajaran PPKn di SMP Negeri 40 Semarang bisa diatasi. (on1/aro)
Guru PPKn SMP Negeri 40 Semarang