30 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Optimalisasi Model Pembelajaran PBL dengan WA

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, PANDEMI Covid-19 memaksa kebijakan social distancing atau physical distancing (menjaga jarak fisik) untuk meminimalisir persebaran Covid-19. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merespon dengan kebijakan belajar dari rumah atau istilah lainnya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang diperpanjang sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Oleh karena itu, guru mempunyai rasa tanggung jawab memberikan materi dan penugasan kepada siswa walaupun tidak secara langsung. Di SMP Negeri 9 Semarang sebagian besar guru memanfaatkan media pembelajaran melalui Whatsapp (WA).

Selain itu, penulis menerapkan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Yakni, suatu model pembelajaran yang berbasis pada masalah, dimana masalah tersebut digunakan sebagai stimulus yang mendorong siswa menggunakan pengetahuannya untuk merumuskan sebuah hipotesis, pencarian informasi relevan yang bersifat student-centered melalui diskusi dalam sebuah kelompok kecil untuk mendapatkan solusi dari masalah yang diberikan (Suyatno:2009).

Terdapat tiga ciri utama dari model PBL, pertama, model pembelajaran PBL merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi PBL ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa, siswa tidak hanya mendengar, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya membuat kesimpulan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Yakni, menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya tanpa masalah pembelajaran tidak akan mungkin bisa berlangsung. Ketiga, pemecahan masalah menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. (Kamdi, 2007: 77)

WhatsApp (WA) merupakan aplikasi perpesanaan gratis yang tersedia untuk Android dan ponsel cerdas lainnya. WA menggunakan koneksi internet telepon anda (4G/3G/2G/EDGE atau Wi-Fi jika tersedia) yang memungkinkan anda mengirim pesan dan menelepon teman dan keluarga, serta dilengkapi panggilan secara individu maupun berkelompok, menerima pesan, video, gambar, dokumen dan pesan suara, chat grup dan lainnya. Penggunaan WA dinilai lebih praktis dan hemat kuota, sehingga lebih mudah diakses oleh siswa.

Mekanisme pembelajaran pada materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat dengan PBL melalui WA, yakni guru membuka kelas dan mengajak berdoa melalui pesan suara. Kemudian guru melakukan absensi menggunakan suara, mengisi presensi di WA atau bisa dengan menggunakan Google Form. Setelah itu, guru menyampaikan aturan main (tata tertib) kepada siswa. Guru memberikan materi berupa power point, video pembelajaran atau film pendek dan sebagainya. Kemudian guru membagi siswa dalam 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 4 siswa dan guru meminta tiap kelompok membuat grup WA sementara untuk mendiskusikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Tugas tersebut dibagikan oleh guru melalui grup WA kelas dan guru meminta perwakilan siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing melalui video call (vicall) WA. Guru menilai hasil diskusi melalui lembar penilaian yang dimiliki masing-masing guru dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan.

Pada pembelajaran ini, guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan dan menjawab secara daring. Setelah diskusi berlangsung, guru mengakhiri dengan memberi kesimpulan hasil diskusi dan memberi refleksi. Untuk penugasan bisa dilakukan di sela-sela pembelajaran berlangsung maupun setelah pembelajaran berakhir dan meminta siswa untuk mengirimnya secara individu. Penugasan bisa melalui aplikasi quizzes, google form, quipper school dan sebagainya. (ips2/ida)

Guru Matematika SMP Negeri 9 Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya