RADARSEMARANG.COM, SALAH satu indikator siswa dalam menguasai ilmu matematika dapat dilihat dari hasil belajarnya. Hasil belajar ilmu matematika yang diharapkan adalah hasil belajar yang tinggi dan mencapai ketuntasan belajar. Siswa dikatakan tuntas apabila skor hasil belajar siswa mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM).
Berdasarkan pengalaman penulis mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Jogjakarta kelas IV menunjukkan bahwa rata–rata hasil belajar matematika masih jauh di bawah nilai KKM yaitu 75. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah cara mengajar atau metode guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Berdasarkan kenyataan itu menunjukkan bahwa cara mengajar guru di kelas cenderung menggunakan cara–cara klasik seperti ceramah, pemberian tugas, demonstrasi ataupun tanya jawab, sehingga siswa cenderung lebih pasif dan kurang semangatnya dalam belajar.
Untuk memecahkan persoalan tersebut, pendidik menerapkan strategi yang dapat mengajak siswa belajar aktif adalah pembelajaran yang menggunakan startegi Peer Lesson. Dan Peer Lesson adalah suatu strategi pembelajaran yang merupakan bagian dari active learning (pembelajaran aktif). Strategi Peer Lesson merupakan strategi untuk mendukung pengajaran sesama siswa di dalam kelas. Staretegi ini menempatkan seluruh tanggung jawab pengajaran kepada seluruh anggota kelas (Melvin L.Siberman, 2006:185).
Pelaksanaan strategi Peer Lesson meliputi, pertama, membagi siswa menjadi kelompok kecil yang jumlahnya disesuaikan dengan topik yang akan diajarkan. Kedua, tiap kelompok berikan informasi, konsep, atau keterampilan untuk diajarkan kepada siswa lain. Ketiga, tiap kelompok menyusun cara dalam menyajikan atau mengajarkan topik mereka kepada siswa lain. Sarankan siswa untuk menghindari cara mengajar sistem ceramah atau semacam pembacaan laporan. Keempat, dorong siswa untuk menjadikan pengalaman belajar sebagai pengalaman yang aktif bagi siswa. Kemukakan beberapa saran seperti, a) menggunakan media visual, b) menyiapkan media pengajaran yang diperlukan, c) menggunakan contoh–contoh yang relevan, d) memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya, dan e) melibatkan teman dalam proses pembelajaran, misalnya melaui diskusi, permainan, kuis, studi kasus, dan lain–lain. Kelima, berikan waktu yang mencukupi pada siswa untuk merencanakan dan mempersiapkan baik di dalam maupun di luar kelas. Keenam, tiap kelompok menyajikan materi mereka kepada siswa lain secara individual atau dalam kelompok kecil, dan beri penghargaan atas usaha mereka.
Hasilnya, ada peningkatan hasil belajar yang disebabkan penerapan strategi Peer Lesson. Siswa semakin turut aktif, bahkan mendominasi aktivitas pembelajaran, dan mempunyai tanggung jawab untuk mendiskusikan dan mengajarkan materi pelajaran kepada teman yang lain. Hal ini mendorong siswa untuk lebih giat belajar baik secara mandiri maupun kelompok dan meningkatkan hasil belajar secara maksimal.
Peer Lesson mengajar siswa untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Kegiatan belajar mengajar tersebut menjadikan suasana belajar lebih menyenangkan dan membantu siswa membangun sendiri pengetahuan dan tanggung jawab untuk mendiskusikan dan mengajarkan materi pelajaran kepada teman yang lain. (dj1/ida)
Guru Kelas IV MIN 1 Jogjakarta