32 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Asyik Belajar Cerita melalui Boneka Pintar

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Menurut Winataputra, dkk (2011:1) bahwa pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi. Sumber belajar sangat memperrmudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Oleh sebab itu media atau alat peraga menjadi hal penting dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas satu untuk mengajarakan ketrampilan mendengarkan.

Peserta didik dikatakan berhasil dalam pembelajaran ditunjukkan dengan penguasaan terhadap materi pembelajaran. Salah satu pengukuran penguasaan pembelajaarn adalah melalui tes hasil belajar. Temuan di SD Negeri 2 Bumiayu pada siswa kelas satu, tempat peneliti bertugas sebagai guru, menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia tentang mengungkapkan pujian dari cerita masih rendah. Hanya terdapat 19 siswa saja yang mendapatkan hasil sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar adalah masih banyaknya siswa yang merasa bosan untuk mendengarkan cerita, tidak adanya media yang tepat untuk pembelajaran dan kurangnya ketertarikan siswa terhadap pembelajaran.

Peneliti berusaha mengembangkan keterampilan mengajarnya dan mengaplikasikan dalam proses pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, peneliti berinisiatif untuk melibatkan peserta didik secara langsung melalui “Boneka Pintar”. Langkah awal yang dilakukan guru adalah memberikan contoh untuk membacakan cerita dengan menggunakan boneka yang dibawa oleh siswa sebagai tokoh dalam cerita. Setiap tokoh memiliki warna suara dan karakter yang berbeda. Tampilan cerita yang diberikan juga berbeda-beda sesuai dengan peran yang dimainkan. Semua siswa terlarut dalam alur cerita. Siswa secara berkelompok melakukan hal yang sama sesuai dengan kreativitas masing-masing. Dan yang terakhir siswa memberikan pujian dari percakapan pelaku secar lisan ataupun tulisan.

Boneka yang berperan sebagai tokoh dalam cerita dan dimainkan secara pintar sangat menyenangkan bagi siswa. Ketertarikan siswa dalam pembelajaran mendengarkan cerita meningkat, dan tidak ada siswa yang verbalistik (tahu kata tetapi tidak tahu makna), sehingga hasil belajar menjadi meningkat. Hasil belajar merupakan hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses. Hal itu terjadi sebagai akibat atau dampak dari pengalaman dan proses belajar siswa. Adapun sejumlah pengalaman yang diperoleh peserta didik mencakup ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.

Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran karena akan memberikan sebuah informasi kepada guru tentang kemajuan siswa. Hasil belajar yang semula hanya mencapai ketuntasa 56 persen saja, meningkat menjadi 88 persen yaitu terdapat 30 siswa yang dapat mencapai ketuntasan belajar dari total jumlah siswa 34. Melalui “Boneka Pintar” dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (ips2.1/ida)

Guru SD Negeri 2 Bumiayu, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya