26 C
Semarang
Saturday, 19 April 2025

Mutiara dalam Covid – 19

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Guru sebagai pendidik tidak hanya menyampaikan materi pelajaran saja di depan kelas, agar anak didiknya dapat menguasai materi pelajaran, kemudian memperoleh nilai yang baik, tetapi ada hal yang lebih penting. Yaitu proses pendewasaan yang membantu peserta didik menemukan sebuah makna dari suatu materi pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Memiliki kepribadian yang baik, santun dan berbudi. Hal inilah yang merupakan tugas guru sebagai pendidik dalam arti luas.

Guru tidak hanya mengajar, dalam pasal 5 Permenag PAN RB No. 16 Tahun 2009 dikatakan bahwa tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan mengevaluasi peserta didik. Covid- 19 telah membawa perubahan, termasuk dunia pendidikan. Dunia pendidikan bukan lagi urusan persiapan mencari kerja, melainkan meneruskan peradaban lebih baik ke generasi selanjutnya. Dunia pendidikan melahirkan generasi yang peduli dan berempati. Hal itu sudah terlihat saat sejumlah siswa ikut berkontribusi membantu penanganan Covid-19.

Sekarang ini pintar saja tidak cukup, generasi ke depan harus menjadi generasi jujur dan peduli. Kedisiplinan siswa saat belajar diharapkan menjadi modal bagi mereka untuk disiplin menjalankan pembatasan sosial. Dengan begitu, mereka mendukung upaya pemerintah dalam memutus rantai penyebaran Covid-19. Revolusi teknologi informasi memang membuat proses pembelajaran dapat dilakukan jarak jauh. Namun kondisi ini juga memunculkan ancaman salah satunya hasutan lewat media internet, seperti ideologi yang tidak sesuai dengan Pancasila.

Guru-guru dan siswa SMP Negeri 2 Salatiga akhirnya menyadari bahwa proses pembelajaran bisa dilakukan di manapun dan tidak harus di sekolah. Pendidikan yang efektif bukan hanya di sekolah, tapi pendidikan yang efektif adalah pola pendidikan yang berasal dari kolaborasi ketiga elemen tersebut. Tanpa ada kolaborasi, pendidikan tidak akan efektif. Dari wabah korona ini masyarakat dapat belajar betapa pentingnya kesehatan, kebersihan dan norma sosial. Munculnya empati dan solidaritas tidak boleh hanya terjadi saat pandemi korona saja, melainkan harus berlanjut ketika wabah itu usai.

Belajar memang tidak selalu mudah, ini saatnya bagi kita untuk berinovasi, bereksperimen dan lebih mendengarkan hati nurani kita. Pemerintah menerapkan kebijakan yaitu Work From Home (WFH). Kebijakan ini merupakan upaya yang diterapkan kepada masyarakat agar dapat menyelesaikan segala pekerjaan di rumah. Pendidikan di Indonesiapun merupakan salah satu bidang yang terdampak adanya pandemi Covid – 19 tersebut. Dengan adanya pembatasan interaksi, Kementerian Pendidikan di Indonesia juga mengeluarkan kebijakan yaitu dengan meliburkan sekolah dan mengganti proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan sistem jaringan (daring). Dengan menggunakan sistem pembelajaran secara daring ini, terkadang muncul berbagai masalah yang dihadapi siswa dan guru, seperti materi pembelajaran yang belum disampaikan oleh guru kemudian guru mengganti dengan tugas lainnya.

Hal tersebut menjadi keluhan bagi siswa karena tugas yang diberikan guru lebih banyak. Masalah yang muncul dengan adanya sistem on line adalah akses informasi yang terkendala oleh sinyal yang menyebabkan lambatnya dalam memgakses informasi. Siswa terkadang tertinggal dengan informasi akibat dari sinyal yang kurang memadai. Akibatnya mereka terlambat dalam mengumpulkan suatu tugas yang diberikan oleh guru. Belum lagi bagi guru yang memeriksa banyak tugas yang telah diberikan kepada siswa membuat ruang penyimpanan gadget semakin terbatas.

Penerapan pembelajaran online juga membuat pendidik berpikir kembali, mengenai model dan metode pembelajaran yang bakan digunakan. Selain terdapat beberapa permasalahan juga ditemukan beberapa makna bagi dunia pendidikan di sekolah di antaranya, siswa maupun guru dapat menguasai teknologi untuk menunjang pembelajaran secara on line.

Di era teknologi yang semakin canggih ini, guru maupun siswa dituntut agar memiliki kemampuan dalam bidang teknologi pembelajaran. Dengan metode pembelajaran yang bervariasi dari guru, mereka dapat menciptakan suatu produk pembelajaran kreatif yang dapat mengembangkan pemikiran melalui analisis mereka sendiri, tanpa keluar dari pokok bahasan materi yang disampaikan. (fbs1/lis)

Guru SMP Negeri 2 Salatiga


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya