32 C
Semarang
Saturday, 21 December 2024

Atasi Sampah Plastik di Sekolah dengan Patuhi PBB

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, LINGKUNGAN sekolah yang bersih, indah, dan sehat adalah dambaan seluruh warga sekolah. Selain bersih dan bebas sampah, seluruh lingkungan sekolah juga harus indah, sehat dan terbebas dari hal-hal yang membahayakan seperti asap rokok, asap pembakaran sampah, makanan berbahaya, maupun paparan asap berbahaya lainnya.

Sayangnya, di SMPN 5 Sragi belum sepenuhnya tercipta suasana bersih. Sering dijumpai sampah berserakan di selokan, tempat sampah selalu penuh tidak segera dibuang, maupun lapangan olah raga. Kondisi itu terjadi terutama pada siang hari menjelang istirahat kedua.

Untuk mengatasi kondisi kumuh tersebut perlu dilakukan terobosan dan teknik tertentu agar masalah sampah segera dapat teratasi. Kepala sekolah sebagai manajer, supervisor dan motivator berusaha melaksanakan beberapa fungsi manajerialnya, dan memilih program PBB (Pungut, Buang, Bersihkan) sebagai salah satu alternatif. Program ini solusi efektif untuk mengatasi permasalahan sampah.

Pengertian sampah menurut Slamet (2007:152) adalah segala sesuatu yang sudah tidak dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Masalah sampah apabila tidak segera diatasi akan berpengaruh negatif terhadap kenyamanan kegiatan belajar mengajar.
Apabila warga sekolah memiliki kesadaran untuk memungut, membuang, dan membersihkan setiap sampah, utamanya sampah plastik yang ditemukan, maka sekolah dipastikan akan terbebas dari sampah. Keunggulan dari program PBB ini adalah hemat biaya, tidak terlalu sulit dilaksanakan, dan sekaligus dapat menanamkan karakter budaya bersih di kalangan warga sekolah.

Gerakan PBB ini adalah gerakan kolektif yang dilakukan serentak oleh seluruh warga sekolah yang meliputi pendidik, tenaga administrasi sekolah, dan peserta didik. Dilakukan secara terprogram, sadar, sukarela, dan berkelanjutan yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup dan membebaskan sekolah dari lingkungan kumuh akibat sampah.
Untuk mengimplementasikan program PBB dalam mewujudkan karakter hidup bersih dan sekolah bebas sampah, sekolah melakukan langkah-langkah nyata. Adapun langkah-langkah tersebut antara lain membuat perencanaan, membentuk team PBB yang terdiri atas guru dan peserta didik, melakukan koordinasi, persiapan kerjasama dengan pihak-pihak terkait, mengadakan sosialisasi program, melaksanakan program, mengevaluasi program, dan mengadakan tindak lanjut hasil evaluasi program.

Selain memungut, membuang, dan membersihkan sampah, melalui PBB ini juga melakukan pemisahan sampah plastik dengan sampah nonplastik. Sampah nonplastik langsung dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) milik sekolah, sedangkan sampah plastik dikumpulkan dalam wadah tersendiri menggunakan karung. Setelah terkumpul banyak, sampah dijual dan uang hasil penjualan dikumpulkan oleh team PBB. Hasil penjualan sampah plastik digunakan untuk membantu pembuatan jamban peserta didik yang belum memiliki jamban di rumah. Akhirnya, melalui program ini sudah dapat diwujudkan bantuan pembuatan jamban pribadi untuk peserta didik. Biaya pembuatan jamban merupakan hasil penjualan sampah plastik dan bantuan pihak puskesmas.

Penulis menyimpulkan bahwa penerapan program PBB mampu membuat perubahan yang signifikan dalam rangka mengatasi permasalahan sampah yang dihadapi pihak sekolah. Nilai kemanfaatannya juga dapat dirasakan oleh seluruh warga sekolah. Hal itu sesuai dengan tujuan program yaitu membebaskan lingkungan sekolah dari sampah dan menjadikan sekolah adalah tempat belajar yang bersih, sehat, aman, dan nyaman. (fbs1/ida)

Kepala SMPN 5 Sragi, Kabupaten Pekalongan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya