RADARSEMARANG.COM, Bukan hal yang tidak asing lagi, matematika menyandang sebagai mata pelajaran yang tidak disukai peserta didik. Berbagai alasan diantaranya sulit, tidak menarik, hanya berbicara dengan angka yang membosankan hingga kompetisi antar peserta didik rendah. Begitu juga yang terjadi di SMP Negeri 2 Kaliwungu Kabupaten Kendal.
Untuk mengatasi hal tersebut supaya peserta didik saling berkompetisi mengikuti pembelajaran matematika dengan sungguh-sungguh perlu inovasi pembelajaran yang menarik. Salah satu inovasinya dengan penerapan pendekatan kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT). TGT merupakan suatu pendekatan kooperatif dimana untuk mengetahui pemahaman peserta didik menggunakan suatu permainan atau turnamen.
Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif TGT pada pembelajaran operasi hitung bilangan pecahan adalah sebagai berikut : Satu, tahap persiapan dimana guru menyiapkan pertanyaan-pertanyaan operasi hitung pecahan dalam bentuk kartu dan diberi nomor (satu kartu terdiri dari satu pertanyaan). Selanjutnya dibuat juga lembar kunci jawaban untuk masing-masing nomor pada lembar kertas yang lain dengan tujuan sebagai alat untuk pengecekan benar atau tidaknya pertanyaan yang ada pada kartu. Dua, penyampaian materi oleh guru di kelas, dalam penyampaian materi ini guru dapat menggali kemampuan peserta didik. Tiga, pembagian kelompok oleh guru dalam kelompok peserta didik mendiskusikan tugas atau permasalahan yang diberikan guru. Empat, permainan. Dalam permainan ini tujuan utamanya untuk mengetahui tingkat kompetisi dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan oleh guru atau didiskusikan dalam kelompok. Dalam langkah ini kartu-kartu yang berisi pertanyaan disiapkan di beberapa meja turnamen, dimana kriteria pertanyaan mempunyai bobot yang berbeda-beda. Benar atau salah jawaban masing-masing pemain nantinya akan dicek dengan menggunakan lembar kunci jawaban yang telah disiapkan. Lima, turnamen. Masing-masing kelompok mengirimkan wakilnya ke setiap meja turnamen sesuai dengan tingkat kemampuannya. Misal, jika guru mempersiapkan lima kelompok untuk turnamen maka akan terdapat lima meja turnamen dengan kriteria dua meja untuk peserta didik dengan kemampuan rendah, dua meja untuk peserta didik dengan kemampuan sedang dan satu meja untuk peserta didik dengan kemampuan tinggi. Setiap kelompok yang anggotanya mempunyai kemampuan rendah mengikuti turnamen pada meja rendah yaitu meja satu dan meja dua, setiap peserta yang mempunyai kemampuan sedang mengikuti turnamen pada meja sedang yaitu meja tiga dan empat, dan setiap kelompok yang anggotanya mempunyai kemampuan tinggi mengikuti turnamen pada meja tinggi yaitu meja lima. Setiap peserta perwakilan dari masing – masing kelompok mengerjakan pertanyaan yang ada pada kartu soal di meja turnamen, setelah selesai mengerjakan setiap pemain mencatat skor yang diperolehnya dengan mencocokan kunci jawaban yang diberikan guru. Pemain kembali kelompoknya masing-masing dan melaporkan skor yang didapatkan yang selanjutnya dijumlahkan dengan skor teman sekelompoknya yang mengikuti di meja turnamen lainnya. Enam, penghargaan. Penghargaan diberikan pada setiap kelompok berdasarkan jumlah skor yang diperoleh masing-masing pemain pada meja turnamen. (dar2/ton)
SMP Negeri 2 Kaliwungu Kabupaten Kendal