RADARSEMARANG.COM, PETA adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pelajaran IPS. Siswa cenderung kurang tertarik pada pelajaran IPS, karena bagi siswa, peta merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Siswa mayoritas kesulitan untuk menghafal nama tempat maupun bentuk gambarnya.
Pada pembelajaran IPS materi Kondisi Geografis Negara-negara ASEAN di kelas VIII SMP 20 Semarang, sebagian siswa masih bingung untuk menunjukkan negara mana saja yang termasuk negara-negara anggota ASEAN. Pembahasan peta oleh guru IPS biasanya dilakukan dengan menampilkan peta di dinding,. Tongkat kayu sering dibawa oleh guru untuk menunjukkan tempat-tempat tertentu . Siswapun dapat pula diminta untuk menunjukkan batas batas-batas negara di depan kelas. Dalam perkembangan terkini, hal tersebut sepertinya sudah jarang dilakukan oleh guru, karena dianggap kuno dan sudah tidak praktis untuk masa sekarang.
Sebagai seorang guru, sudah menjadi tanggung jawabnya untuk mengubah pola pikir siswa dari pembelajaran yang menakutkan menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Dalam hal ini, penulis mencoba memotivasi siswa dengan menggunakan media lain pengganti peta, yaitu puzzle. Puzzle peta merupakan bentuk permainan yang menantang daya kreatifitas dan ingatan siswa lebih mendalam dikarenakan munculnya motivasi untuk senantiasa mencoba memecahkan masalah, namun tetap menyenangkan sebab bisa di ulang-ulang. Tantangan dalam permainan ini akan selalu memberikan efek ketagihan untuk selalu mencoba, mencoba dan terus mencoba hingga berhasil.
Menurut Rokhmat (2006;50) puzzle adalah permainan konstruksi melalui kegiatan memasang atau menjodohkan kotak-kotak, atau bengun-bangun tertentu sehingga akhirnya membentuk sebuah pola tertentu. Sedangkan menurut Rahmanelli (2007:24) menyebutkan, puzzle adalah permainan merangkai potongan-potongan gambar yang berantkan menjadi suatu gambar yang utuh.
Dengan bermain puzzle anak akan mencoba memecahkan masalah yaitu menyusun gambar. Pada tahap awal mengenal puzzle, mereka mungkin mencoba untuk menyusun gambar puzzle dengan cara mencoba memasang-masangkan bagian-bagian puzzle tanpa petunjuk. Dengan sedikit arahan dan contoh, maka anak sudah dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya dengan cara mencoba menyesuaikan bentuk, menyesuaikan warna, atau logika.
Dengan cara bermain bongkar pasang puzzle Negara-negara anggota ASEAN secara berulang-ulang, siswa semakin hafal nama-nama masing-masing negara anggota ASEAN serta letak geografisnya pada meteri tersebut. Nilainya pun menjadi banyak yang tuntas (di atas KKM) karena masing-masing siswa mendapat kesempatan untuk memanfaatkan puzzle yang telah mereka buat. (ips2/zal)
Guru IPS di SMPN 20 Semarang