RADARSEMARANG.COM, Bahasa Inggris bagi sebagian besar peserta didik dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit dan tidak disukai. Peserta didik menemukan banyak kesulitan dalam memahami pelajaran Bahasa Inggris. Kesulitan yang mereka alami dikarenakan keterbatasan kosa kata bahasa Inggris. Para peserta didik malas untuk menghafalkan kosa kata yang banyak.
Teks naratif yang diajarkan di kelas X semester genap adalah salah satu teks yang memuat cerita yang cukup panjang. Oleh karenanya peserta didik agak malas jika harus membaca dan memahami isi bacaan teks naratif yang cukup panjang karena banyak kosa kata yang tidak mereka ketahui artinya.
Penulis sebagai guru Bahasa Inggris di SMK Negeri 1 Demak harus berusaha keras untuk tetap bisa menciptakan pembelajaran yang menarik bagi peserta didik. Agar peserta didik tidak merasa bosan dengan pembelajaran yang disajikan. Penulis menyadari jika hal ini dibiarkan dapat berakibat peserta didik semakin tidak suka dengan mata pelajaran Bahasa Inggris yang guru ajarkan.
Untuk mengatasi masalah tersebut diatas penulis berupaya menemukan model pembelajaran yang cocok dan lebih menyenangkan untuk penyajian materi teks naratif yaitu menggunakan drama. Menurut Endraswara (2011: 180), pengertian drama adalah salah satu genre sastra yang secara etimologi berasal dari bahasa Yunani dan yang berarti melakukan sesuatu.
Dalam model pembelajaran drama ini, pada tahap awal guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok berjumlah 5 sampai 6 anak. Kemudian tiap kelompok berdiskusi menentukan judul cerita yang akan diperankan dan melaporkan kepada guru, agar masing-masing kelompok tidak mengambil judul yang sama. Tahap berikutnya, tiap kelompok diminta mencari dialog drama yang sesuai dengan cerita yang dipilih kelompok mereka. Kemudian mereka membagi peran dan menghafalkan dialog. Selanjutnya mereka siap berperan di depan kelas dengan memakai kostum sederhana yang disesuaikan dengan peran masing-masing karakter. Dengan demikian peserta didik bisa lebih menghayati peran mereka masing-masing.
Dengan model pembelajaran drama ini, peserta didik lebih antusias dan menikmati peran yang dimainkannya, sehingga mereka lebih mudah memahami isi cerita dalam teks naratif yang dipelajarinya. Di samping itu juga melatih anak untuk bertanggungjawab terhadap tugas masing-masing sesuai peran harus diperankannya.
Guru juga bisa memberikan tugas kepada tiap kelompok untuk membuat film sederhana menggunakan handphone mereka sendiri yang disesuaikan dengan kondisi cerita di alam terbuka di luar kelas. Pemberian tugas seperti ini membuat para peserta didik lebih kreatif dalam menuangkan ide gagasan dalam menyeting alur cerita, sehingga hasil cerita dalam film sederhana lebih menarik dan tampak nyata dalam cerita yang dimainkan oleh masing-masing kelompok.
Dari hasil yang diserahkan oleh masing-masing kelompok. Guru bisa memutar kembali hasil tayangan film sederhana mereka di kelas untuk dikomentari oleh kelompok lainnya. Sehingga tiap kelompok bisa menanggapi dan mendapat masukan dari dari kelompok lainnya demi untuk perbaikan hasil yang lebih baik untuk ke depannya. Dalam situasi pembelajaran yang seperti ini, guru bisa memberikan pembelajaran berdemokrasi dalam berpendapat dan saling menghargai pendapat orang lain. Melalui model pembelajaran drama terbukti proses pembelajaran Bahasa Inggris terutama pada kompetensi dasar teks naratif menjadi lebih mudah dan menyenangkan. (ips2/ton)
Guru Bahasa Inggris SMK Negeri 1 Demak