31 C
Semarang
Wednesday, 16 April 2025

“Ko-Vid” Sahabat Belajar Tembang Jawa

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pada pertengahan Maret 2020, Indonesia heboh dengan wabah Covid-19 (Corona Virus Disease). Dunia pendidikan menjadi berubah terutama dalam interaksi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). KBM tidak dapat lagi dilaksanakan tatap muka secara langsung. Siswa harus belajar di rumah dan guru harus mengajar dari kantor (sekolah). Hal tersebut harus dilakukan dalam rangka mendukung program pemerintah memutus rantai penularan virus.

Meskipun siswa dan guru tidak bisa melaksanakan KBM tatap muka secara langsung, namun KBM tidak boleh berhenti. Salah satu cara yang ditempuh oleh pengelola pendidikan baik sejak pendidikan dasar maupun sampai pendidikan tinggi adalah dengan melaksanakan pembelajaran secara “daring”. Sistem pembelajaran daring merupakan implementasi dari pendidikan jarak jauh melalui online yang memanfaatkan media internet. Cara ini ditempuh dalam rangka keberlangsungannya dunia pendidikan formal.

Pembelajaran secara daring di mana guru dan siswa bisa berkomunikasi banyak ragamnya, antara lain dengan media aplikasi seperti akun pada whatsapp, email, facebook, twitter, instagram, yang hampir setiap orang sekarang memilikinya. Berbagai aplikasi lain juga banyak dijumpai seperti telegram, zoom, line dan lainnya.

Demikian juga yang penulis terapkan pada siswa kelas VIII di SMPN 32 Semarang. Penulis menerapkan Konferensi Video disingkat “Ko-Vid” dalam mata pelajaran Bahasa Jawa dengan materi Tembang Jawa (Macapat). Dalam pembelajaran ini siswa dapat menggunakan HP android ataupun laptop yang terhubung dengan internet untuk bisa melakukan Konferensi Video atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan video conference.

Strateginya, guru memberikan contoh beberapa cara nembang macapat dengan lantunan yang benar serta memberikan pengarahaan. Siswa bisa mengajukan pertanyaan dan saling berdiskusi selama video conference berlangsung. Setelah KBM “Ko-Vid” selesai guru mengirimkan beberapa video rekaman tembang macapat yang dapat dipelajarai siswa secara berulang sampai siswa merasa mampu untuk menirukannya. Sehingga siswa mendapatkan hasil penilaian.

Sebagai bahan evaluasi, siswa diminta merekam suaranya dalam nembang macapat (pilih salah satu) sesuai kemampuan siswa, kemudian mengirim hasil rekamannya pada guru melalui saluran yang disediakan guru yaitu whatsapp dan email.

Hal positif dari sistem pembelajaran Tembang Jawa (macapat) dengan “KoVid”, antara lain baik guru dan siswa tetap memiliki rasa tanggung jawab untuk melaksanakan kewajibannya sebagai pendidik dan pelajar. Siswa dan guru tetap bisa berinteraksi dalam dunia pendidikan. Setidaknya siswa tetap memiliki kegiatan belajar meskipun harus di rumah. Hasil belajar yang diperoleh siswa bukan hasil secara khayal tetapi merupakan hasil real dari kemampuan siswa.

Tetapi tidak dapat dipungkiri. Apa yang disampaikan di atas tidak menemui kendala. Ada beberapa kendala dan kelemahan, antara lain, siswa harus memiliki HP android atau lap top yang terhubung dengan kuota internet.

Kendala tersebut dapat diatasi dengan guru harus bersabar dan berulang kali mengingatkan siswa untuk segera mengirim tugasnya. Guru juga perlu meminta bantuan wali kelas untuk menghubungi orang tua sekedar meminta orang tua untuk ikut bekerja sama dalam berlangsungnya keberhasilan KBM secara “Ko-Vid”. (ips1/ton)

Guru Bahasa Jawa SMP Negeri 32 Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya