RADARSEMARANG.COM, Idealnya pembelajaran dilakukan secara langsung, face to face. Di era pandemi Covid-19 tidak memungkinkan dilakukan pembelajaran secara langsung, Untuk dapat melakukan pembelajaran diperlukan media sebagai alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan pembelajar, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Hal ini seperti halnya yang diterangkan oleh Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton (1969) bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan dengan memanfaatkan media internet atau online. Berbagai aplikasi online dapat digunakan sebagai media komunikasi, sumber, dan alat belajar. Berbagai layanan berbasis teks, audio, bahkan video dapat digunakan dengan mudah. Google class, google form, hangout, google meet, quipper school, dan lain-lain. Untuk dapat memanfaatkan kemudahan itu tentunya perlu perangkat dan jaringan yang memadai.
Kendala yang dihadapi oleh siswa SMP N 3 Karangmoncol adalah hanya sebagian kecil siswa yang memiliki smartphone. Jaringan internet juga belum optimal sehingga tidak memungkinkan bila tiap anak harus belajar secara daring menggunakan media berbasis website yang notabene perlu login, akun, waktu online yang cukup lama, apalagi media pembelajaran berbasis video. Kendala ini menjadi dasar pemikiran untuk memilih media yang lebih sederhana, murah, terjangkau, dan kreatif untuk pembelajaran online.
Penggunaan media sway dapat mengatasi kendala yang dialami. Pembelajaran online menjadi lebih sederhana, mudah, fleksibel, dan menarik. Siswa tidak perlu memiliki akun dan password untuk login, tetapi cukup dengan klik tautan (yang dibagikan di grup WA) dan ikuti. Sway memiliki fitur dan tampilan variatif dan menarik. Bahan yang ditampilkan bisa berupa teks, gambar, slide, audio, maupun video.
Sebagaimana pembelajaran di kelas, pembelajaran menulis pantun dengan Sway juga dilakukan secara sistematis. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara urut dan runtut mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dimulai dari kegiatan pendahuluan berupa salam, sapa, motivasi, penyampaian tujuan pembelajaran, sakupan materi, dan apersepsi Pada tahap berikutnya kegiatan inti berupa literasi, pembelajaran dengan 5M (mengamati, menanya, mengolah informasi, mengomunikasikan). Pada tahap penutup, siswa membuat simpulan materi pantun, pemberian tugas, penyampaian informasi materi pada pertemuan berikutnya, serta mengakhiri pembelajaran dengan doa.
Dengan menggunakan media sway, siswa SMPN 3 Karangmoncol siswa merasa senang dan lebih bersemangat. Hal ini dapat dilihat dari isian yang terkirim berupa presensi, salam sapa siswa, rating kepahaman materi, kesan siswa, latihan, tugas, dan evaluasi. Dari sisi waktu pengisian memang berbeda-beda antarsiswa. Hal itu dimaklumi karena siswa yang tidak mempunyai smartphone harus gantian meminjam ke teman atau saudara. Namun hal ini tidak menjadi masalah. Hal penting yang ingin dicapai adalah mereka dapat mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh di tengah segala keterbatasan, termasuk karena era pandemi Covid-19. (dar1/lis)
Guru Bahasa Indonesia SMPN 3 Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga