RADARSEMARANG.COM, Berdasarkan KD.3.3. dan KD 4.3. pada mata pelajaran biologi kelas X SMA semester 1, peserta didik harus bisa menguasai prinsip-prinsip klasifikasi lima kingdom dan menyusun kladogram berdasarkan prinsip-prinsip makhluk hidup. Bagi peserta didik kelas X, materi ini terbilang cukup sulit terutama bagi peserta didik X MIPA 3 SMA Negeri 2 Semarang tempat penulis mengajar. Untuk itu, diperlukan metode pembelajaran yang tepat untuk bisa mencapai kompetensi sesuai harapan penulis.
Menurut Syaiful Sagala (2011:196), metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa yang berperan sebagai subjek belajar. Dari metode inkuiri yang digunakan, model pembelajaran inquiry base learning (IBL) merupakan model pembelajaran yang sesuai pada proses pembelajaran klasifikasi makhluk hidup ini.
Terdapat 6 level dalam model inquiry yang harus silakukan, yakni discovery learning, interactive demonstration, inquiry lessons, inquiry labs, realworld aplication dan hypotheticalinquiry. Keenam level tersebut dibedakan dan diklasifikasikan berdasarkan kecerdasan intelektual dari mulai yang level dasar menuju ke level yang lebih tinggi.
Pada level discovery learning, peserta didik membangun konsep berdasarkan pengalaman langsung melalui kegiatan pembelajaran. Peserta didik dibagi dalam kelompok dan mengerjakan ruang bangun yang telah disediakan agar mengklasifikasikannya dari ciri yang umum menuju ke ciri yang lebih khusus. Sehingga terbentuklah bagan dikotomi yang nantinya dipresentasikan di depan kelas, pada level ini peserta didik dapat menjelaskan prinsip-prinsip klasifikasi makhluk hidup.
Pada level interactive demonstration, penulis mendemonstrasikan fenomena dan kemudian mengajukan pertanyaan menyelidik tentang apa yang akan terjadi (prediksi). Yaitu dengan cara peserta didik diberikan tayangan berbagai macam makhluk hidup. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan guru, peserta didik dapat mendeskripsikan dan mengklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri yang sama sehingga terbentuklah lima kingdom.
Hasil yang didapatkan dari klasifikasi tersebut yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae dan Animalia. Pada level inquiry lesson, peserta didik menerapkan ciri-ciri yang telah ditemukan dan ditulis tadi pada masing-masing tingkatan klasifikasi lima kingdom tersebut, sehingga masing-masing kingdom mempunyai ciri-ciri yang sesuai dengan kriterianya (memperoleh data kuantitatif sederhana).
Pada kegiatan pembelajaran level ini, peserta didik belajar mengidentifikasi prinsip dan/atau hubungan ilmiah. Dari teknik bertanya guru maka peserta didik dapat menyampaikan hasil diskusinya berupa bentuk bagan dikotomi (klasifikasi biner) dari klasifikasi lima kingdom (menggambarkan hubungan dan menggunakan pemikiran korelasional)
Pada level inquiry laboratory, peserta didik belajar membuat hukum empiris berdasarkan pengukuran variabel. Kegiatannya berupa pemberian label 1a, 1b, 2a, 2b, dst…(bagan klasifikasi biner). Menjadi klasifikasi bertingkat (mendefinisikan secara tepat sistem yang akan dipelajari). Dengan penulisan label di atas maka akan mudah bagi peserta didik untuk melanjutkannya menjadi urutan mendatar yang akan terbentuk sebuah kunci determinasi. Untuk lebih meyakinkan maka jika telah selesai kunci determinasi dapat diuji oleh peserta didik, apakah kunci determinasi yang dibuat dapat dipergunakan atau tidak.
Pada level realworld applications, peserta didik memecahkan masalah yang berkaitan dengan situasi otentik. Pada kegiatan ini guru dapat menayangkan gambar pasar swalayan dan pasar tradisional. Dan memancing pendapat peserta didik agar dapat menjelaskan keadaan, persamaan dan perbedaan yang terdapat pasar swalayan dan pasar tradisional.
Pada level terakhir hypotheticalinquiry, peserta didik belajar untuk menghasilkan hipotesis dan menguji hipotesis/eksplanasi untuk fenomena yang diamati. Proses keterampilan yang didapatkan bagi peseta didik adalah menghasilkan prediksi melalui proses deduksi. Dan akhirnya dimunculkan kladogram yang mewakili jawaban peserta didik tentang apa yang telah dipelajari. Selanjutnya peserta didik berdiskusi tentang cara membaca kladogram tersebut. Pada akhir pembelajaran diadakan post tes, dan diperoleh hasil yang memuaskan. (on1/lis)
Guru SMA Negeri 2 Semarang