26.3 C
Semarang
Friday, 20 June 2025

Asyiknya Belajar PPKn dengan Media Picture and Picture

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, SELAMA ini, kebanyakan peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) belum bisa mencapai kompetensi individual yang diperlukan dalam mengikuti pelajaran lanjutan. Bahkan beberapa peserta didik belum mampu belajar sampai tingkat pemahaman. Peserta didik baru mampu mempelajari (baca:menghafal) fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan. Peserta didik belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual.

Kondisi tersebut terjadi di kelas 5 SDN 2 Nolokerto Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal. Kebanyakan guru kurang memanfaatkan metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Dalam proses pembelajaran, guru masih menggunakan buku paket, belum menggunakan sumber belajar lain yang ada di lingkungan sekitar yang dapat dirasakan dan digunakan langsung oleh peserta didik.

Pemilihan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan kompetensi dasar (KD), tentu sulit dipahami siswa. Terutama KD sikap terhadap keunikan adat istiadat daerah tertentu di Indonesia. Rendahnya hasil belajar tercermin dari analisis nilai harian peserta didik. Dari total peserta didik, hanya 36 persennya yang mendapat nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Berdasarkan data tersebut, pembelajaran pada KD sikap terhadap keunikan adat istiadat daerah tertentu di Indonesia, belum mencapai ketuntasan sehingga diperlukan upaya perbaikan. Yakni menggunakan metode pembelajaran picture and picture. Ini adalah salah satu model pembelajaran yang saat ini populer. Metode ini bagian dari salah satu model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menggunakan kelompok-kelompok yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, saling asih, dan saling asuh. Sedangkan model pembelajaran picture and picture menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Model merupakan cara penyampaian bahan pelajaran, dimana guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan masalah. Dengan metode tersebut peserta didik dapat menguasai materi sikap terhadap keunikan adat istiadat daerah tertentu di Indonesia

Langkah-langkah pembelajaran picture and picture dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi peserta didik. Pertama, guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Kemudian guru menyajikan materi sebagai pengantar dengan motivasi yang menarik perhatian peserta didik. Kemudian guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. Peserta didik maju secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis dan guru menanyakan alasan pemikiran urutan gambar tersebut. Dari alasan atau urutan gambar tersebut, guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan KD yang ingin dicapai. Sedangkan dalam proses diskusi dan pembacaan gambar, guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal yang ingin dicapai dengan meminta peserta didik lain untuk mengulangi dan menuliskan atau bentuk lain. Dengan tujuan peserta didik mengetahui bahwa hal tersebut adalah penting dalam pencapaian kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

Setelah menggunakan model pembelajaran picture and picture pada materi sikap terhadap keunikan adat istiadat daerah tertentu di Indonesia ternyata membangun interaksi edukatif. Peserta didik yang kurang tertarik dan bosan menjadi lebih kritis dan bersemangat mengikuti pembelajaran. Bahkan hasil belajar peserta didik jauh lebih meningkat. (on1/ida)

Guru SDN 2 Nolokerto Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya