27 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Hasil Belajar Bahasa Indonesia Meningkat dengan PBL

Oleh: Siti Sriyati, S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, BELAJAR merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu guna memperoleh pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Hasil pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang sesuai dengan yang diharapkan, tetapi hasil belajar Bahasa Indonesia kelas VIIB SMP Negeri 20 Semarang semester gasal tahun pelajaran 2019/2020 belum maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai hasil penilaian harian pada tema” Teks Prosedur”. Nilai yang diperoleh peserta didik 75% di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sebesar 65. Sedangkan yang mendapatkan nilai di atas KKM hanya 25%. Untuk mengatasi kondisi tersebut diperlukan tindakan yang nyata dan model pembelajaran yang tepat.

Hasil belajar yang belum maksimal dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya yaitu: Guru tidak menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Guru masih menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Guru mendominasi pembelajaran, peserta didik kurang dilibatkan/pasif. Oleh karena itu guru harus kreatif mencari solusi untuk meningkatkan hasil penilaian harian peserta didik yaitu dengan model pembelajaran Problem-Based Learning(PBL).

Model PBL adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah Autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri. Menumbuh kembangkan ketrampilan yang lebih tinggi dan inkuiri,memandirikan, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri (menurut Arend, dalam Abbas, 2000:13). Sintak model PBL menurut Kemendikbud (2019: 38), sebagai berikut: Orientasi peserta didik pada masalah. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok dan menyajikan hasil karya. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Berdasarkan sintak model PBL tersebut, langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan pada tema “ Teks Prosedur” adalah sebagai berikut : Peserta didik mengamati dan memahami masalah yang disampaikan guru atau yang diperoleh dari bahan bacaan yang disarankan. Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data/bahan-bahan/alat yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari data/referensi) untuk bahan diskusi kelompok. Setiap kelompok melakukan diskusi untuk menghasilkan solusi pemecahan masalah dan hasilnya dipresentasikan/disajikan dalam bentuk karya. Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok yang lain memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan merangkum sesuai dengan masukan yang diperoleh dari kelompok lain.

Kelebihan model PBL menurut Kemendikbud (2019:39-40) diantaranya sebagai berikut: Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Mengembangkan pengendalian diri peserta didik. Mengembangkan kemampuan sosial dan ketrampilan berkomunikasi yang memungkinkan belajar dan bekerja dalam tim. Memotivasi pembelajaran. Setelah guru melaksanakan model PBL di kelas VIIB SMP Negeri 20 Semarang semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 pada tema“ Teks Prosedur” pembelajaran jadi menyenangkan, peserta didik aktif, dan antusias. Sehingga hasil penilaian harian jadi meningkat, peserta didik yang mendapakan nilai di atas KKM. Menjadi 95% dan yang mendapatkan nilai di bawah KKM menjadi 5%. Dengan demikian penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia. (ips1/zal)

Guru SMP Negeri 20 Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya