28.6 C
Semarang
Saturday, 21 June 2025

Tingkatkan Prestasi Akademik Siswa melalui Pembelajaran Jigsaw dan NHT

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, PRESTASI belajar siswa dalam matematika dipengaruhi beberapa faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal dalam permasalahan ini adalah model mengajar guru. Menurut Ewing (2011), pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru dan fokus pada cara mengajar guru dengan komunikasi yang jelas, sedangkan guru dituntut untuk mendorong siswa belajar secara aktif dan dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami suatu konsep dalam matematika.

Siswa sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika, tidak hanya karena materi yang sulit, tetapi karena model pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat, tidak menarik bahkan tidak relevan dengan kurikulum yang berlaku. Siswa kurang termotivasi dalam belajar matematika. Proses belajar tradisional adalah proses belajar mengandalkan buku, siswa hanya melihat dan mendengar guru mengajar prosedur matematika dan akhirnya siswa mengerjakan latihan.

Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam mempermudah pembelajaran matematika, salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, yaitu model pembelajaran kooperatif. Adalah kegiatan berbasis kelompok yang biasanya terdiri dari 5-6 individu dan disajikan dengan tugas untuk dipecahkan. Dua di antara model pembelajaran kooperatif tersebut yaitu pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan Numbered Heads Together (NHT).
Model pembelajaran Jigsaw, semua siswa mempelajari subjek tertentu bersama-sama dan setelah itu, siswa kembali ke kelompok asal dan membagi pengetahuannya. NHT menciptakan saling ketergantungan positif dan akuntabilitas atau pertanggungjawaban individu dalam kelompok yang masing-masing individu mempunyai potensi untuk bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya apabila nomornya dipanggil.

Pembelajaran NHT merupakan pembelajaran yang efisien, efektif, meningkatkan keaktifan dan memperbaiki prestasi. Kemampuan komunikasi matematika siswa yang belajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran konvensional. Pemahaman tentang bagaimana dan mengapa pembelajaran Jigsaw memberikan kontribusi terhadap prestasi akademik tinggi, siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran kooperatif Jigsaw menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada yang diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran Jigsaw memberikan kontribusi terhadap prestasi akademik tinggi bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 32 Semarang, pada materi bangun ruang sisi datar.

Berdasarkan analisis selama proses pembelajaran diperoleh kesimpulan bahwa, 1) siswa yang diberikan model pembelajaran Jigsaw dan NHT menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa yang diberikan model pembelajaran langsung, pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar. 2) Siswa dengan kecerdasan interpersonal tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa yang mempunyai kecerdasan interpersonal. Sedang siswa dengan kecerdasan interpersonal tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kecerdasan interpersonal rendah. Siswa dengan kecerdasan interpersonal sedang mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa yang mempunyai kecerdasan interpersonal rendah pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar.

Keunggulan penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan NHT melalui pembentukan kelompok belajar lebih memperhatikan heterogenitas siswa dalam suatu kelas, termasuk tingkatan kecerdasan interpersonal siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat berdiskusi dan bekerjasama dengan baik dalam kelompok untuk tujuan bersama. Untuk kelas yang didominasi siswa dengan kecerdasan interpersonal tinggi, sedang maupun rendah, model pembelajaran Jigsaw dan NHT dapat digunakan guru sebagai alternatif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran Jigsaw dan NHT dapat sebagai acuan penerapan model pembelajaran kooperatif lainnya, serta diharapkan dapat mengembangkan untuk variabel bebas yang lain. Misalnya kecerdasan spasial, karena untuk memahami konsep-konsep pada bangun ruang sisi datar diperlukan kecerdasan spasial yang memadai. (dj1/ida)

Guru Matematika SMPN 32 Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya