27 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Mengatasi Siswa Agresif dengan Konseling Kelompok melalui Teknik Modeling

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, SISWA merupakan individu yang memiliki karakteristik yang berbeda – beda ,dalam proses perkembangannya kadang membutuhkan bantuan untuk mengenal jati dirinya dilingkungan sekolah maupun dimasyarakat, siswa yang memiliki perilaku agresisif dapat menghambat pembentukan kepribadian dan aktualisasi diri dalam kehidupan, meraih prestasi di sekolah dan dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah lain yang lebih komplek. Di SMPN 2 Kaliwungu terdapat beberapa siswa laki – laki dan satu perempuan memiliki sikap agresif fisik maupun verbal seperti Suka berkelahi, memukul teman, berteriak- teriak ribut dikelas mengambil barang milik teman, dalam mengatasi siswa tersebut penulis selaku guru BK di SMPN 2 Kaliwungu mengunakan layanan konseling perorangan yang dilaksanakan dalam suasana kelompok yaitu konseling kelompok melalui pendekatan behavior dengan teknik modeling.

Tujuan konseling behavioral membantu klien mengubah atau modifikasi perilaku yaitu menciptakan kondisi baru bagi proses belajar, memberikan pengalaman belajar yang adaptif namun belum dipelajari, membantu konseli atau siswa membuang respons- respons lama yang merusak diri atau maladaftif dan mempelajari respon – respon yang baru yang lebih sehat sesuai (adjustive), konseli belajar periaku baru dan mengeliminasi perilaku yang maladaptive memperkuat serta mempertahankan perilaku yang diinginkan.

Untuk melaksanakan konseling behavioral diawali dengan melakukan perencanaan tindakan pencatat data pribadi siswa secara terperinci, kedua diagnosa/metode yang akan kita lakukan untuk mengetahui masalah yang dialami siswa secara pribadi, kelompok dalam menentukan penyebab permasalahan yang terkait dengan perilaku agresif tahap ini merupakan suatu proses menganalisis penyebab suatu masalah yang dihadapi siswa, ketiga pronogsa yaitu langkah – langkah yang akan di lakukan untuk melatih siswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi,tahap keempat konseling atau treatment adalah proses prosedur penerapan yang telah ditetapkan dalam prognosa selanjutnya evaluasi melakukan tahap penilaian aspek-aspek atau indikator yang tercantum dalam prognosa yang sudah ditentukan melalui evaluasi ini dapat mengetahui bagaimana tingkah laku siswa yang telah diberi tindakan. Tahap selanjutnya refleksi adalah mengigat dan merenungkan kembali suatu tindakan yang seperti dicacat dan diobservasi hasil evaluasi tersebut akan ditindak lanjuti untuk menentukan rancangan yang akan diberikan atau diterapkan selanjutnya.

Pada pelaksanaan konseling kelompok terjadi hubungan yang hangat ,permisif, terbuka dan penuh keakraban, juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah siswa, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah, kegiatan evaluasi dan tindak lanjut. Didalam konseling kelompok terdapat dinamika interaksi social yang dapat berkembang dengan intensif dalam suasana kelompok. Melalui dinamika interaksi social yang terjadi antar anggota kelompok, masalah yang di alami oleh masing – masing individu akan terentaskan. Dinamika interaksi social secara intensif terjadi dalam suasana kelompok melalui pendekatan behavioral dapat menurunkan perilaku agresif dengan modifikasi perilaku sebagai tindakan yang bertujuan untuk mengubah perilaku.

Penurunan perilaku agresif verbal maupun fisik dapat dilihat dari perubahan di dalam kelas yang biasanya melakukan keributan dan memaki-maki, mengejek teman satu bangku tidak lagi melakukan tindakan tersebut, tidak lagi terjadi perkelaian, mulai memiliki kemauan dan usaha untuk bertanya pada teman maupun guru nya jika merasa tidak paham dengan pelajaran serta yakin dengan kemapuan yang dimilikinya. Ini membuktikan bahwa layanan konseling kelompok melalui pendekatan behavioral dan teknik modeling efektif untuk mengatasi perilaku agresif siswa di SMPN 2 Kaliwungu, Kendal. Pada layanan konseling kelompok melalui pendekatan behavioral dengan teknik modeling banyak manfaatnya selain menambah wawasan, mengakrabkan individu satu dengan lainnya, juga melatih keberanian berbicara mengungkap ide, gagasan terjadi interaksi yang baik antara pemimpin kelompok. (dj1/zal)
Guru BK SMPN 2 Kaliwungu


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya