RADARSEMARANG.COM, PENGUASAAN bahasa Inggris merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki di era komunikasi dan globalisasi saat ini. Pembelajaran bahasa Inggris (Language Learning) di jenjang SMP merupakan materi pokok sebagai bagian dari fungsi pengembangan diri peserta didik. Tujuannya agar berkembang menjadi individu yang cerdas, terampil dan berkepribadian sebagai bekal hidup di masa mendatang.
Berbicara dalam bahasa Inggris merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik. Termasuk dituntut menguasai aspek lain, yakni, mendengar, membaca, dan menulis. Untuk mata pelajaran bahasa Inggris di SMP Negeri 3 Kandangserang, siswa dituntut memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70.
Penyebab nilai KKM tidak bisa terpenuhi, karena pembelajaran masih konvensional, menggunakan metode ceramah, terpaku pada buku/LKS, dan belum menggunakan alat peraga. Metode tersebut menjadikan peserta didik bosan dan pembelajaran menjadi kurang kondusif, bahkan peserta didik menunjukkan sikap tidak aktif, cuek, dan ramai sendiri.
Agar kondisi tersebut tidak berlaru-larut, penulis menerapkan strategi mengajar yang difokuskan pada teknik bercerita dengan menggunakan media gambar. Dengan begitu, peserta didik dapat berbicara bebas sehingga memberikan output adanya peningkatan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris.
Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan menyampaikan cerita atau memberikan penerangan kepada anak secara lisan. Jenisnya antara lain bercerita menggunakan alat peraga, tanpa alat peraga, dengan gambar, dan sebagainya (Depdiknas, 2007:13). Sedangkan salah satu media pembelajaran yang populer, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Karena siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambarnya dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan gambar yang baik, sudah barang tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bentuknya bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque projektor (Hamalik, 1994:95).
Prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran terdiri atas 3 siklus, pertama, perencanaan (planning), meliputi pembuatan skenario pembelajaran dengan menggunakan gambar-gambar, membuat jadwal kunjungan kelas dan pertemuan mingguan mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan, kegiatan monitoring, perangkat tes awal dan akhir dan memuat catatan lapangan serta membuat alat bantu mengajar dengan lembar kertas berisikan kata-kata yang berhubungan dengan gambar. Kedua, adalah pelaksanaan (action), diawali dengan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat, dilanjutkan dengan mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran dan diakhiri dengan mengadakan analisis hasil evaluasi. Ketiga, observasi (observation), kegiatan yang dilakulan di antaranya mengobservasi aktivitas peserta didik dengan peserta yang lain, obesrvasi aktivitas peserta didk dengan guru sewaktu diminta berbicara dan mengemukakan pendapat tentang gambar berdasarkan kata yang diberikan, serta mengobservasi aktivitas peserta didik pada waktu berbicara berdasarkan gambar yang diberikan.
Dengan digunakannya gambar-gambar dan kosakata dalam proses pembelajaran, kesulitan yang dihadapi peserta didik dapat teratasi. Bahkan sangat bermanfaat untuk memotivasi peserta didik agar meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris. Hasil akhirnya adalah meningkatkan prestasi peserta didik. (ips1/ida)
Guru Bahasa Inggris SMPN 3 Kandangserang Kabupaten Pekalongan