RADARSEMARANG.COM, MUATAN pelajaran IPS mengingatkan pada rentetan catatan berupa deretan huruf yang seolah tiada habisnya. Membaca berulang-ulang, merangkum, menghafal, mengingat lagi dan lagi agar bisa menguasai materi kadang menimbulkan rasa jenuh. Apalagi di jaman serba digital ini, tidak jarang menimbulkan keengganan untuk berusaha menghafal. Setiap kali membutuhkan informasi, maka bertanya kepada “Mbah Google” adalah cara yang sangat mudah dibanding mencari dari memori ingatan.
Hal ini juga dialami oleh siswa kelas IV SDN 2 Karangreja dalam mempelajari materi kegiatan ekonomi. Oleh karena itu diperlukan metode pembelajaran yang sekiranya dapat menarik minat siswa sehingga terbebas dari kejenuhan, memudahkan dalam mengingat, dan tidak menjemukan untuk dibaca kembali berulang-ulang. Peta pikiran kiranya tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi tentunya memudahkan siswa untuk memahami materi.
Menurut Tony Buzan, peta pikiran merupakan salah atau cara untuk mengembangkan kegiatan berpikir dari seseorang dari yang tadinya satu arah menjadi ke segala arah, serta dapat mengambil berbagai macam pikiran ke dalam berbagai sudut pandang. Peta pikiran sendiri mengembangkan cara berfikir yang bercabang-cabang dan kreatif.
Peta pikiran bisa menyajikan sebuah gambaran suatu hal secara menyeluruh dalam waktu yang singkat. Dengan peta pikiran siswa dapat memahami materi dengan baik tanpa rasa jemu, karena bukan berupa catatan ataupun rangkuman. Siswa pun bisa lebih fokus pada apa yang dipelajarinya. Dilihat dari segi waktu, manfaat peta pikiran tentunya sangat berharga sekali karena dapat mengefisienkan waktu belajar serta menghafal dan memahami sesuatu.
Menurut Bobby De Porter, peta pikiran merupakan pemanfaatan fungsi otak yang ditambah dengan penggunaan citra visual dan grafis yang lainnya dalam memperoleh informasi. Peta pikiran sendiri bertujuan untuk memasukkan sebuah informasi ke dalam otak yang dibantu dari proses otak kiri dan otak kanan yang terlibat dalam mengolah suatu informasi.
Dengan peta pikiran tema utama dapat terlihat dengan jelas, masing-masing informasi dapat dengan mudah dikenali, mempercepat proses pencatatan karena menggunakan kata kunci. Apabila setelah selesai pembuatan peta pikiran, ternyata masih ingin ditambahkan informasi lagi, dapat dengan mudah dilakukan.
Bentuk peta pikiran bisa bermacam-macam. Namun pada umumnya cara pembuatan peta pikiran adalah: Pertama, menentukan tema utama. Hal yang harus diperhatikan saat ingin membuat peta pikiran adalah memastikan tema utama terletak ditengah-tengah. Kedua, membuat tema turunan yang berhubungan dengan tema utama. Tema-tema turunan yang dibuat masih berkaitan dengan tema utama. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan garis-garis yang menghubungkan antara tema utama dengan turunan tersebut. Ketiga, menandai tema-tema yang saling berhubungan. Keempat, menyisakan ruang kosong untuk tempat penambahan tema jika diperlukan. Kadangkala tema yang lain setelah selesai pembuatan tema utama. Oleh karena itu saat membuat peta pikiran maka sisakanlah ruang untuk penambahan tema jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Dari pengalaman penerapan peta pikiran dalam pembelajaran kegiatan ekonomi di kelas IV SDN 2 Karangreja, peserta didik merasa senang dan bersemangat. Hasil belajar pun mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan dengan cara pembelajaran konvensional semisal ceramah atau pembuatan rangkuman. (dar1/zal)
Guru SDN 2 Karangreja, Kabupaten Purbalingga