27 C
Semarang
Tuesday, 17 June 2025

Mudah Belajar Sastra Wayang dengan Sosiodrama

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, BELAJAR merupakan proses perubahan dalam kepribadian manusia sebagai hasil dari pengalaman atau interaksi antara individu dan lingkungan. Perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, seperti kecakapan, pengetahuan, sikap, serta kebiasaan yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku itulah yang digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan seseorang dalam proses belajar.

Bahasa Jawa merupakan sarana untuk belajar mengenalkan kepada masyarakat Jawa tentang kekayaan budaya. Pengenalan budaya dilakukan melalui berbagai bidang salah satunya dalam bidang pendidikan. Bahasa Jawa merupakan mata pelajaran muatan lokal yang dimasukan ke dalam kurikulum sekolah yang di dalamnya memuat pembelajaran tentang budaya Jawa .

Lingkup pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah dasar meliputi kemampuan berbahasa, bersastra, berbudaya yang mencakup aspek menyimak, mendengarkan, membaca, dan menulis. Aspek tersebut terintegrasi dalam pembelajaran yang dikemas oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu tujuan yang diharapakan yaitu mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika dan unggah-ungguh yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
Materi dalam Bahasa Jawa salah satunya memahami tentang teks tentang kebudayaan. Memahami teks cerita wayang merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa kelas VI untuk mengenal budayanya sendiri. Tingkat usia sekolah dasar materi tersebut memperlukan kreativitas guru untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan. Kreativitas diperlukan mengingat banyaknya siswa tidak memahami adanya cerita wayang sebagai warisan budaya Jawa.
Serangkai dengan masalah tersebut guru harus memiliki strategi agar materi dapat dikuasai oleh siswa secara mendalam. Siswa dapat aktif dan komunikatif di dalam proses pembelajaran. kondisi tersebut dapat terwujud apabila guru mampu menerapkan model pembelajaran yang tepat. Sosiodrama salah satu model yang tepat untuk pembelajaran pada materi memahami teks cerita wayang.

Model pembelajaran sosiodrama merupakan model pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial. (Priansa, 2017:245). Cerita wayang akan lebih terkuasai oleh siswa apabila disajikan dengan cara bermain peran sehingga aspek berbicara akan lebih dominan. Model sosiodrama akan lebih memberi ruang gerak pada siswa untuk memerankan situasi yang ada dalam cerita, sehingga siswa akan dengan sendirinya memahami alur cerita malalui peran yang dimainkan.

Pembelajaran sosiodrama diperankan secara berkelompok dengan peran yang berbeda. Sebelum pembelajaran dimulai guru merancang sekenario yang akan dimainkan. Beberapa rancangan yang harus disusun guru antara lain guru mengubah teks cerita yang berbentuk narasi ke bentuk dialog, membagi siswa menjadi beberapa kelompok, melakukan latihan-latihan, serta membagi peran kepada masing-masing siswa. Selanjutnya saat pementasan guru membagi waktu pada setiap kelompok supaya semua kelompok memiliki kesempatan yang sama dalam pementasan. Dalam prosesnya guru mengamati berlangsungnya pementasan dan memberi masukan kelebihan dan kekurangan pada setiap kelompok.

Model sosiodrama yang diterapkan di kelas VI SDN 3 Donorojo memiliki beberapa hasil belajar baik secara kognitif maupun afektif. Secara kognitif siswa mampu menceritakan kembali urutan isi cerita dengan menggunakan Bahasa Jawa. Sementara itu, dari aspek afektif siswa mampu bekerjasama dalam kelompok, memiliki tanggungjawab, patuh pada aturan, semangat, komunikatif, serta menghargai budaya sendiri.

Mata pelajaran Bahasa Jawa sebagai wahan pelestarian budaya melalui pendidikan akan memberikan kontribusi terhadap pengenalan budaya pada siswa. Kretaivitas guru sebagai ujung tombak dalam setiap pembelajaran memiliki peran penting dalam rangka pelestarian budaya. (dar1/zal)

Guru SDN 3 Donorojo Kabupaten Kebumen


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya