33 C
Semarang
Saturday, 14 June 2025

Belajar Bioteknologi melalui Praktik Pembuatan Tape

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, TUHAN telah menganugerahkan kepada Bangsa Indonesia kekayaan alam yang berlimpah. Baik berupa tumbuhan, hewan, maupun bakteri. Kekayaan alam tersebut banyak dimanfaatkan oleh Bangsa Indonesia untuk membuat berbagai olahan makanan. Produk makanan olahan yang memanfaatkan hasil alam dengan bantuan mikroorganisme dalam proses pembuatannya, misalnya tempe, tahu, tape, oncom keju dan yogurt dikategorikan sebagai produk Bioteknologi Konvensional.

Dalam materi pelajaran IPA Kelas IX SMP terdapat KD tentang Bioteknologi, demikian juga di SMPN 28 Semarang, materi Bioteknologi juga diajarkan kepada siswa. Sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan Bioteknologi?. Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya. Bioteknologi berasal dari kata: Bios: hidup; Teuchos: alat; Logos: ilmu; sehingga bioteknologi dapat diartikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (protein bioaktif, enzim, vitamin, asam basa organik, alkohol, dan lain lain) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Menurut EFB (European Federation of Biotechnology), bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan untuk meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan barang dan jasa. Definisi EFB ini berlaku untuk kedua bioteknologi ‘tradisional atau tua’ dan bioteknologi ‘baru atau modern’.

Dalam pembelajaran materi Bioteknologi di Kelas IX SMPN 28 Semarang, agar peserta didik memperoleh gambaran yang jelas dan nyata tentang apakah itu Bioteknologi, maka cara yang mudah dan efektif yang Penulis lakukan adalah dengan mengajak Peserta Didik mengenal Bioteknologi Konvensional, yaitu dengan mempraktekkan pembuatan tape, yang merupakan salah satu produk Bioteknologi konvensional bidang pangan.

Dalam praktek pembuatan tape diperlukan alat dan bahan sebagai berikut : air bersih 2 liter, 1 kg bahan yang mengandung karbohidrat (singkong, ketan, sukun atau bahan lain), 1 buah dandang untuk mengukus, kompor, 1 bungkus ragi tape, daun pisang secukupnya, 1 buah wadah tertutup. Sedangkan cara kerjanya : Peserta didik mengupas dan membersihkan singkong atau bahan lain yang dipilih. Memasak singkong atau bahan lain yang dipilih dengan cara mengukus bahan sampai matang. Membiarkan singkong supaya dingin. Peserta didik mengamati tekstur, rasa dan aroma singkong, kemudian mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel. Peserta didik menaburkan ragi sampai merata. Membungkus singkong dengan daun pisang, lalu memasukkannnya ke dalam wadah tertutup.Dibiarkan selama 3 hari, setelah 3 hari tape sudah matang. Mengamati tekstur, rasa dan aroma tape yang sudah jadi dan mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan. Setiap kelompok mendiskusikan hasil prakteknya dengan menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan oleh Guru. Berdasarkan hasil percobaan dan diskusi yang telah dilakukan masing – masing kelompok menyimpulkan hasil percobaannya.

Setelah melakukan praktet pembuatan tape, dengan membandingkan tekstur, rasa, aroma singkong sebelum diberi ragi dan tekstur, rasa, aroma singkong setelah diberi ragi dan menjadi tape, Peserta Didik mengetahui bahwa ragi yang mengandung jamur Saccharomyces cerevisiae, jamur Aspergillus sp dan bakteri Acetobacter aceti telah mengubah singkong menjadi tape yang memiliki rasa khas, manis, ada rasa alkoholnya. Peserta didik memahami bahwa mikroorganisme dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk yang berguna bagi manusia melalui Bioteknologi Konvensional maupun Bioteknologi Modern. (dar1/zal)

Guru IPA SMPN 28 Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya