RADARSEMARANG.COM, PELAJAR SMK adalah remaja yang berada pada jenjang remaja akhir. Menurut Hurlock (1980: 206) bahwa “akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai delapan belas tahun, yaitu usia matang secara hukum. Masa remaja akhir ini berlangsung dengan periode sangat singkat”. Sepanjang usia tersebut, remaja mengalami perubahan fisik ataupun sosial. Sehingga mereka harus dapat menyesuaikan diri sesuai dengan tugas perkembangannya. Salah satu tugas perkembangan remaja yang tersulit yaitu yang berhubungan dengan penyesuaian sosial seperti penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, perubahan perilaku sosial, pengelompokan sosial yang baru dan nilai-nilai baru dalam mendukung dan penolakan sosial. Untuk mencapai hal tersebut, siswa penting untuk memiliki keterampilan sosial.
Menurut Chaplin (dalam Huda, 2016 : 154), keterampilan sosial diartikan sebagai “bentuk perilaku, perbuatan dan sikap yang ditampilkan oleh individu ketika berinteraksi dengan orang lain disertai dengan ketepatan dan kecepatan sehingga memberikan kenyamanan bagi orang yang berada disekitarnya”. Maka berdasarkan pernyataan tersebut, jika siswa memiliki keterampilan sosial yang baik menjadikan siswa tersebut dapat berperilaku sesuai tuntutan lingkungannya, sehingga dapat diterima lingkungannya. Sebaliknya, jika siswa memiliki keterampilan sosial yang kurang baik (rendah) dapat menghambat dirinya. Dalam berhubungan dengan lingkungannya.
Kenyataan di lapangan, peneliti menemukan beberapa kejadian yang menunjukan rendahnya keterampilan sosial pada diri siswa saat Praktek Pengalaman Lapangan di SMK Negeri Karangpucung. Kejadian tersebut seperti masih sering ditemukan siswa yang sulit mengungkapkan pendapat, acuh tak acuh, dan sulit berinteraksi. Perilaku tersebut ditunjukan siswa ketika penulis mengajar, mereka cenderung malu untuk mengungkap pendapatnya. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan guru Bimbingan dan konseling, sebagian siswa kesulitan dalam bergaul dengan teman sebayanya serta introvert (tertutup) yang menyebabkan ia tidak memiliki teman dan pendiam.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan sosial peserta didik di dalam lingkungan sekolah adalah melalui bimbingan kelompok. “bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam situasi kelompok”. Bimbingan kelompok dapat disampaikan dengan cara memberikan informasi atau aktivitas kelompok. Selain itu, masalah-masalah yang dibahas meluas untuk seluruh siswa, seperti bidang pribadi, sosial, karir dan belajar. Agar tujuan dari bimbingan kelompok tercapai maka diperlukan sebuah teknik bimbingan kelompok.
Adapun langkah-langkah bimbingan kelompok yaitu Pertama, Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya. Kedua, Dengan pimpinan guru, siswa membentuk kelompok diskusi, memilih pemimpin diskusi (ketua, sekretaris/ pencatat, pelapor dan sebagainya (bila perlu), mengatur tempat duduk, ruangan sarana dan sebagainya. Ketiga, Para siswa berdiskusi di kelompoknya masing-masing sedangkan guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain untuk menjaga serta memberi dorongan dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif supaya diskusi bejalan dengan lancar. Keempat, tiap kelompok diskusi melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil diskusi yang dilaporkan ditanggapi oleh semua siswa (terutama bagi kelompok lain).
Berdasarkan kajian literatur oleh penulis dipahami bahwa salah satu teknik yang cocok dilakukan untuk mengatasi masalah keterampilan sosial yaitu teknik diskusi kelompok. Diskusi kelompok adalah “percakapan yang sudah direncanakan antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau memperjelas suatu persoalan, di bawah pimpinan seorang pemimpin. Dalam proses diskusi kelompok, siswa saling berkomunikasi untuk membuat anggota kelompok lebih aktif karena setiap anggota kelompok memberikan sumbangan pendapat pada anggota kelompok, adanya kerjasama serta bertukar pikiran dengan kelompoknya untuk menyelesaikan permasalahannya, anggota kelompok belajar mendengarkan pendapat dari kelompok lain serta menerima perbedaan pendapat untuk mendapatkan titik temu keputusan yang tepat.
Dengan demikian, melalui bimbingan kelompok dengan teknik diskusi siswa dapat meningkatkan keterampilan sosial. (gml1/zal)
Guru BK SMKN Karangpucung,Cilacap