RADARSEMARANG.COM, Keberhasilan pendidikan di antaranya ditentukan oleh paradigma dan metode pembelajaran. Belajar PPKn asyik dan menyenangkan dengan menggunakan metode cooperative learning. Yaitu belajar dengan menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, terdiri dari dua atau lebih. Dengan tema Cita-cita Pendidikan Kemanusiaan dan Pemanusiaan.
Reformasi di bidang pendidikan yang telah berproses selama beberapa periode pemerintahan di Indonesia ternyata belum menghasilkan output yang diharapkan. Pendidikan hanya dijadikan ajang penindasan dan pembodohan gaya baru yang dibungkus rapi yang namanya sekolah. Pendidikan tidak mampu untuk meminimalisasi kesenjangan sosial dan mengobati penyakit moral yang terjadi saat ini
Terbukti dengan banyak fenomena yang terjadi seperti pendidikan tidak memihak kaum cilik, moralitas pelajar yang semakin hancur, dan pendidikan yang antirealitas sosial. Pendidikan formal saat ini menekankan pada aspek kognitif. Akibatnya pemahaman dan penghayatan nilai-nilai nasionalisme kurang mendapat tempat. Secara teori, pendidikan nasionalisme memang dimasukan pada setiap mata pelajaran, khususnya pelajaran PPKn.
Format pemanusiaan pendidikan adalah terpenuhinya keunggulan akademik, keterampilan vokasional dan keunggulan pribadi sebagai wirausaha yang fungsional bagi kehidupan lulusan. Dengan format dasar ini, kehadiran praksis pendidikan yang manusiawi akan menggeser paradigma kinerja sekolah dari the back to basics menjadi the forward to future basics. Paradigma ini memiliki tiga titik tekan utama yaitu bagaimana berpikir (how to think) bagaimana belajar (how to learn), bagaimana menjadi manusia (how to be). Bagaimana berkreasi (how to create ), dan bagaimana menjalani kehidupan bersama (how to living to gether).
Praksis pendidikan yang manusiawi sarat dengan muatan demokrasi pendidikan sehingga menjadi semacam pendidikan alternatif. Pendidikan alternatif ini diorganisasikan dengan pola pendidikan yang kurikulumnya bersifat desentralistik. Sehingga anak didik dapat memilih materi pembelajaran sesuai minatnya, materi yang disajikan sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan. Pendidikan yang humanis menekankan pentingnya pelestarian eksistensi manusia. Dalam arti membantu manusia lebih manusiawi, lebih berbudaya, sebagai manusia yang utuh berkembang (menurut Ki Hajar Dewantara menyangkut daya cipta (kognitif), daya rasa (efektif), dan daya karsa (konatif). Singkatnya educate the head, the heart, and the hand pendidikan dan pembelajaran hendaknya juga dikembalikan kepada aspek-aspek kemanusiaan yang perlu ditumbuhkembangkan pada diri peserta didik.
Pahlawan pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara, pendidik asli Indonesia, melihat manusia lebih pada sisi kehidupan psikologiknya. Ki Hajar Dewantara lahir di Jogjakarta 2 Mei 1889, wafat di Jogjakarta tanggal 26 April 1959 disingkat sebagai “Soewardi“ (EYD). Suwardi Suryaningrat adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolomnis, politisi, dan pelopor pendidikan kaum pribumi dari zaman penjajahan Belanda.
Ia pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Di masa kemerdekaan Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Perjuangan Ki Hajar Dewantara membuatnya layak dianugerahi gelar Pahlawan Pendidikan Indonesia. Maka 2 Mei kita peringati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Dengan metode pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangannya. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial, memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen. (pkl2/lis)
Guru PPKn SMAN I Doro, Kabupaten Pekalongan