RADARSEMARANG.COM, PENDIDIKAN agama Islam merupakan mata pelajaran yang berpengaruh terhadap kepribadian siswa, dalam mata pelajaran ini diajarkan tentang hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa, untuk kemudian diharapkan siswa dapat mengamalkannya. Maka dari itu, dalam pembelajaran siswa sebagai obyek dan subyek didik, harus mampu mengaktualisasikan pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan.
Ruang lingkup standar kompetensi pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar meliputi aspek Al Qur’an Hadist, Tarikh (sejarah), Aqidah akhlak dan Fiqih. Sebagian besar materi pelajaran dalam PAI berupa materi konsep dan prinsip sehingga menuntut pemahaman dan hafalan. Aspek aqidah dalam PAI di sekolah dasar meliputi rukun iman dan rukun islam, yang bersifat i’tikad batin tentang mengesakan Allah SWT, mengimani para malaikaat Allah, Rasul-Rasul Allah , kitab-kitab Allah, hari akhir serta qadha dan qadar Allah SWT. Memahami tentang Nama-nama Malaikat Allah SWT dan tugasnya merupakan salah satu bagian dari materi pendidikan agama Islam di kelas 4 SD. Siswa cenderung menganggap mudah materi tersebut, sehingga hasil belajar kurang memuaskan, terbukti dari rata –rata hasil penilaian harian materi mengenal malaikat Allah di SDN 2 Nolokerto Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal hanya 38 % yang tuntas.
Keberhasilan pembelajaran pendidikan agama Islam tergantung dari berbagai aspek, diantaranya kesiapan guru dalam merancang proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru masih banyak yang menggunakan hanya buku paket. Guru belum berani menggunakan sumber belajar lain yang terdapat di lingkungan sekitar yang dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh siswa. Pemilihan model yang kurang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Di sisi lain, kedekatan siswa dengan pendidikan agama Islam dalam keseharian ternyata membuat sebagian siswa justru meremehkan dan tidak menganggap serius ketika pembelajaran sedang berlangsung. Siswa cenderung merasa bahwa mata pelajaran PAI adalah mata mata pelajaran yang mudah, sehingga siswa mengabaikannya. Akibatnya hasil belajar kurang memuaskan.
Salah satu usaha untuk meningkatkan minat dan hasil belajar materi memahami malaikat Allah dan tugasnya, di SDN 2 Nolokerto Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal menerapkan model pembelajaran permainan tebak kata. Model pembelajaran tebak kata adalah model pembelajaran yang menggunakan media kartu teka-teki yang berpasangan dengan kartu jawaban teka-teki. Permainan tebak kata dilaksanakan dengan cara siswa menjodohkan kartu soal teka-teki dengan kartu jawaban yang tepat. Melalui permainan tebak kata, selain anak menjadi tertarik untuk belajar juga memudahkan dalam menanamkan konsep pelajaran dalam ingatan siswa. Jadi, guru mengajak siswa untuk bermain tebak kata dengan menggunakan media kartu dari kertas karton dalam mata pelajaran (Budiyanto, 2016:43)
Langkah-langkah pelaksanaan model permainan tebak kata bervariasi, Guru dapat mengembangkan sesuai dengan kondisi sekolah. Yang pertama guru menjelaskan terlebih dahulu kompetensi yang ingin dicapai selama kurang lebih 45 menit, kemudian guru mengkondisikan siswa untuk berdiri berpasangan di depan kelas. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10 x 10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5 x 2 cm yang isinya tidak boleh dibaca kemudian ditempelkan di dahi (topi) atau diselipkan di telinga. Sementara siswa pembawa kartu 10 x `10 cm membacakan kata-kata yang tertulis di dalamnya, pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu tersebut. Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi (topi) atau bisa juga diselipkan di telinga. Apabila jawabannya tepat(sesuai dengan yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Jika belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawaban. Demikian seterusnya.
Ternyata setelah menggunakan model pembelajaran permainan tebak kata pada materi mengenal malaikat –malaikat Allah dan tugasnya, siswa yang semula kurang bersemangat, suka bicara sendiri menjadi lebih antuasias dan tertarik mengikuti pembelajaran PAI dan hasil belajarpun meningkat. (pgn1/zal)
Guru PAI-BP SDN 2 Nolokerto, Kendal