31 C
Semarang
Saturday, 19 April 2025

Asyik Menulis Cerita Inspiratif Menggunakan GQ and GA

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, MENGUNGKAPKAN rasa simpati, empati, kepedulian, dan perasaan dalam bentuk cerita inspiratif dengan memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan merupakan kompetensi dasar keterampilan mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IX. Ide cerita inspiratif dapat berasal dari pengalaman nyata yang pernah siswa alami atau cerita motivasi tentang orang lain yang telah berpengaruh secara positif. Selain itu, ide cerita juga dapat berasal dari hewan atau hasil imajinasi.
Sayangnya, pembelajaran menulis cerita inspiratif siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Pegandon mengalami kendala. Meskipun ide dan sumber inspirasi telah ada, menulis cerita inspiratif ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Siswa sudah memiliki “bahan” tetapi mereka mengalami kesulitan ketika harus merangkai ide-ide menggunakan kata-kata agar menjadi sebuah cerita inspiratif. Ada juga siswa yang terindikasi menyontek cerita inspiratif karya orang lain (plagiat) dari internet atau sumber lain. Tentu hal ini sangat tidak diharapkan dalam proses pembelajaran.

Cerita inspiratif merupakan bentuk narasi yang lebih bertujuan memberi inspirasi kebaikan kepada banyak orang. Cerita yang baik dapat menggugah perasaaan, memberi kesan yang mendalam, bahkan dalam tingkat yang lebih tinggi mampu membuat seseorang berjanji pada dirinya untuk menjadi seperti yang dibacanya (Trianto, dkk. 2018:148).

Pada dasarnya cerita inspiratif tidak lain ialah hasil proses belajar, peduli terhadap sekeliling, pengungkapan kembali segala peristiwa yang terdapat di dalam kehidupan. Akan tetapi, kehidupan yang ada di dalam cerita inspiratif harus diramu oleh penulisnya sehingga mampu memberikan pelajaran hidup. Oleh karena itu, guru menerapkan metode pembelajaran giving question and getting answer (GQ and GA). Metode ini dikembangkan untuk melatih siswa memiliki kemampuan dan keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan. Langkah pertama metode tersebut adalah membagikan dua potongan kertas kepada siswa. Selanjutnya, mintalah kepada siswa menuliskan di kartu itu (1) kartu menjawab dan (2) kartu bertanya (Suprijono, 2009:107).

Kartu bertanya diisi siswa dengan menuliskan permasalahan hidup yang dialami sendiri atau orang lain. Siswa menanyakan solusinya. Kartu menjawab diisi oleh siswa lain yang berusaha memberi solusi terhadap pertanyaan. Perlu diingat, setiap siswa yang bertanya maupun menjawab harus menyerahkan kartu-kartu itu kepada guru. Setelah itu, kartu bertanya dan kartu menjawab diterima kembali oleh pemilik kartu bertanya. Siswa boleh mengambil jawaban dari teman atau mencari jawaban sendiri. Mereka mengemas isi dalam kartu bertanya dan kartu menjawab menjadi sebuah cerita inspiratif sesuai struktur yang terdiri atas bagian orientasi, perumitan peristiwa, komplikasi, resolusi, dan koda. Tentu saja tulisan tersebut tetap memperhatikan aspek kebahasaannya.

Ternyata banyak sekali cerita inspiratif yang berhasil ditulis siswa. Temanya pun beragam. Ada yang bercerita tentang rasa tidak percaya diri, selalu gagal, merasa tidak pintar, miskin, perundungan, kekurangan fisik, keluarga tidak harmonis, sifat temperamental, jatuh cinta, pertemanan, kehilangan, sakit, dan sebagainya. Isi kartu menjawab juga bervariasi. Ada yang mengibaratkan manusia adalah botol kosong yang akan dinilai dari isinya. Ada juga yang mengibaratkan masalah sebagai garam yang ditaburkan ke samudra, dan sebagainya.

Pembelajaran menulis cerita inspiratif menggunakan metode GQ and GA terasa lebih berkesan, mudah, dan asyik. Siswa dilatih untuk mencurahkan ide dan pendapat. Hasil belajar siswa juga meningkat. Pembelajaran dengan metode ini akan membantu siswa menguasai kompetensi secara lebih mendalam, bermakna, dan meminimalkan plagiasi. (ikd2/zal)

Guru Bahasa Indonesia SMPN 1 Pegandon, Kendal


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya