RADARSEMARANG.COM, Akuntansi dasar merupakan mata pelajaran produktif di SMK dengan kompetensi keahlian akuntansi keuangan dan lembaga yang di singkat AKL. Penguasaan terhadap akuntansi dasar harus dipahami dengan benar sejak siswa duduk di bangku kelas sepuluh SMK. Salah satu KD pada mata pelajaran akuntansi dasar yang memerlukan pemikiran tingkat tinggi adalah jurnal penyesuaian.
Pada KD jurnal penyesuaian terutama dalam mengerjakan soal praktek dengan studi kasus di perusahaan jasa maupun dagang, siswa harus berpikir minimal dua kali lipat dibandingkan dengan KD yang lainnya seperti KD jurnal umum, jurnal khusus, buku besar dan laporan keuangan dan jurnal penutup. Tingkat kesulitan pada KD jurnal penyesuaian di kelas selalu bertambah misalnya kelas sepuluh AKL3 di SMK N 1 Kendal, terutama dalam hal menganalisis sampai dengan mengentry jurnal penyesuaian dari suatu transaksi keuangan pada periode tertentu.
Dalam proses belajar mengajar terutama pada KD jurnal penyesuaian tersebut saya selaku guru yang mengampu mapel akuntansi dasar telah memilih cara yang tepat yaitu tutor sebaya. Ketika mengerjakan soal praktek kejuruan dengan disajikan data sebuah perusahaan jasa maupun dagang, siswa masih kesulitan mengentry data. Siswa masih malu bertanya ketika sedang dijelaskan oleh guru, siswa kurang paham dalam mencerna bahasa guru dan bahasa media pembelajaran yang lain. Maka dari itu saya berinisiatif memilih beberapa siswa yang tingkat kecerdasannya di atas rata-rata dan lebih cepat dalam memahami materi pada KD tersebut untuk mengajari teman yang lainnya dengan dibentuk diskusi kelompok kecil yang terdiri dari lima anak. Ternyata dengan cara ini siswa lebih cepat paham karena mereka tidak malu bertanya pada teman sebaya nya yang menjadi tutor, dan temannya yang menjadi tutor memakai bahasanya menyesuaikan bahasa sendiri.
Melalui tutor sebaya dalam proses belajar mengajar pada KD di SMK Negeri 1 Kendal ternyata bisa meningkatkan hasil belajar siswa kelas sepuluh AKL. Hal ini, bisa dilihat dari nilai ulangan maupun nilai tugas terutama yang dikerjakan siswa kelas sepuluh AKL tiga. Sebelum diadakan metode tutor sebaya nilai ulangan siswa dengan KD jurnal penyesuaian tersebut siswa yang memperoleh nilai yang belum KKM sebanyak 15 anak dan yang sudah KKM sebanyak 20 anak dari jumlah total 35 siswa, sedangkan setelah diadakan tutor sebaya dalam proses belajar mengajar maka nilai ulangan yang diperoleh siswa lebih meningkat hal ini bisa dilihat dari jumlah anak yang belum KKM yaitu sejumlah 4 anak dan yang sudah KKM sejumlah 31 anak dari 35 siswa. Begitu juga dengan nilai tugas anak menjadi lebih tinggi nilainya setelah diadakan tutor sebaya.
Sebagai guru pengampu, saya merasa puas ketika siswa saya menggunakan metode tutor sebaya nilai ulangan harian maupun nilai tugas nya meningkat, yang semula sebelum menggunakan tutor sebaya nilai ulangan siswa dari sejumlah 35 anak yang yang mendapat nilai KKM hanya 20 anak. Setelah menggunakan metode tutor sebaya jumlah anak yang mendapatkan nilai KKM meningkat dari 20 menjadi 31 anak, begitu juga nilai tugas anak semakin meningkat. (ikd2/ton)
Guru Produktif Akuntansi SMK Negeri 1 Kendal