RADARSEMARANG.COM, Berbagai permasalahan sering muncul dalam proses pembelajaran yang dialami oleh siswa (peserta didik), salah satunya adalah sulitnya dalam memahami materi pelajaran. Seorang guru dituntut agar kreatif dalam menentukan model pembelajaran yang tepat pada setiap materi ajar yang akan disampaikan pada siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan hasil memuaskan.
Wisnu (2014: 2) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer. Menurut Darsono(2000: 24) mengemukakan bahwa pengertian pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik.
Pola pembelajaran di SMK lebih menekankan pada penguasaan kemampuan ketrampilan (skill) dalam pelaksanaan kegiatan praktikum siswa, tentunya ini sesuai dengan tuntutan dari dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dimana nantinya mereka akan bekerja. Keberhasilan siswa dalam mencapai penguasaan ketrampilan praktikum dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah penerapan model pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran praktikum tersebut dapat berjalan dengan optimal.
Materi Sistem Air Conditioning (AC) merupakan salah satu materi yang terdapat pada sistem kelistrikan kendaraan ringan otomotif yang berfungsi memelihara temperatur dan kelembaban udara di dalam ruangan kendaraan bermotor. Materi ini disampaikan khususnya pada kelas XI TKRO 5 SMK N Karangpucung, yang memiliki cakupan materinya cukup kompleks.
Menurut Arends (2001: 264) model Explicit Intruction (pengajaran langsung) didefinisikan sebagai salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Menurut Kardi (dalam Huda, 2013: 186) model Explicit Intruction, dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok yang digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa.
Qirana, dkk (2008: 2) mengemukakan bahwa ada beberapa langkah pembelajaran model Explicit Instruction yaitu: (1) guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa; (2) guru mendemonstrasikan materi; (3) guru membimbing murid dalam pelatihan; (4) guru memberikan umpan balik; serta (5) pelatihan mandiri.
Dalam perencanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Explicit Instruction, penulis menyusun sebuah skenario berupa tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Menyiapkan lembar kerja (job sheet). Lembar kerja secara umum memuat beberapa hal utama, diantaranya: judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan dan bahan, keselamatan kerja, informasi materi singkat, langkah kerja, dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. 2) Guru mendemonstrasikan materi di hadapan siswa. 3) Guru membimbing siswa dalam melaksanakan pelatihan. 4) Guru memberikan umpan balik berupa tanggapan terhadap proses pelatihan yang telah ditempuh oleh siswa. 5) Guru memberikan kesempatan pelatihan mandiri tanpa adanya bimbingan, hal ini bertujuan agar siswa memiliki sikap kemandirian dalam melakukan pelatihan dan disamping itu bertujuan untuk menggali informasi dari siswa berupa pengambilan nilai.
Penggunaan model Explicit Instruction pada materi Sistem Air Conditioning (AC) ini ternyata efektif karena jumlah siswa yang mencapai nilai ketrampilan siswa yang di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) meningkat. (gml1/ton)
Guru Produktif TKRO SMKN Karangpucung – Kab. Cilacap
