RADARSEMARANG.COM, IPS merupakan salah satu muatan pelajaran yang diajarkan di bangku sekolah dasar. Sebagian besar peserta didik umumnya mengalami kesulitan dalam menyerap materi mupel ini. Sebab materi IPS begitu luas dan kompleks. Salah satu materi yang sulit dikuasai oleh sebagian besar peserta didik kelas V SD Negeri Banjarsari 1 Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak adalah materi keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.
Selama 2 tahun terakhir hasil evaluasi menunjukkan rata-rata pencapaian daya serapnya masih dibawah 70 persen, sehingga masih di bawah syarat ketuntasan klasikal, padahal KKM untuk materi ini hanya 68.
Sungguh sangat memprihatinkan, penulis yang merupakan guru kelas V SD Negeri Banjarsari 1 kemudian menganalis faktor-faktor penyebabnya. Berdasarkan hasil analisis didapatkan simpulan bahwa beberapa faktor yang menyebabkan masih rendahnya kompetensi peserta didik pada materi keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia adalah kurang menariknya penyajian materi oleh guru. Guru terlalu mendominasi kegiatan pembelajaran, minimnya alat peraga yang digunakan, dan kurang aktifnya peserta didik dalam KBM.
Berdasarkan hasil analisis dan diskusi dengan teman sejawat, penulis menerapkan model pembelajaran picture and picture untuk mengatasi permasalahan di atas. Model pembelajaran picture and picture adalah model pembelajaran yang yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis (Agus Supriyono, 2009).
Alasan pemilihan model picture and picture, diyakini dapat lebih mengaktifkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dan mengonkretkan hal-hal yang bersifat abstrak pada materi keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.
Adapun langkah-langkah yang telah penulis lakukan untuk mengimplementasikan model pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
Pertama, penulis menggali pengetahuan prasyarat yang dimiliki oleh peserta didik yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas. Memberikan motivasi, dan menyampaikan ruang lingkup materi pembelajaran.
Kedua, penulis membagi peserta didik menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok mendapat tugas yang berbeda -beda.Tugas yang diberikan kelompok berkaitan dengan materi keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.
Ketiga, penulis menyiapkan gambar-gambar yang berhubungan dengan materi keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia dan papan flanel.
Keempat,perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dengan cara menempelkan bentuk- bentuk rumah adat, pakaian adat, alat musik dan tarian daerah, serta senjata tradisional pada papan flanel. Selanjutnya mereka juga mendeskripsikan secara singkat gambar-gambar yang telah ditempel tadi pada kelompok lain. Kelompok lain bisa memberi tanggapan atau pertanyaan. Guru hanya sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.
Kelima, penulis membimbing peserta didik untuk membuat simpulan, yang kemudian dilanjutkan pengerjaan soal-soal evaluasi oleh peserta didik.
Keenam, penulis mengoreksi dan menganalisis hasil evaluasi peserta didik. Ternyata hasil belajar yang diperoleh peserta didik mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jika pada pembelajran sebelumnya, rata-rata kelas 54 dengan ketuntasan belajar klasikal 65 persen, maka dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture , rata-rata kelasnya menjadi 69 dengan ketuntasan belajar klasikal 78 persen.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia dengan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V SDN Banjarsari 1 Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. (gjh1/lis)
Guru kelas 5 SDN Banjarsari 1, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak