RADARSEMARANG.COM, GURU IPS dalam proses pembelajaran harus memiliki multi peran, antara lain sebagai perencana pembelajaran, pengajar, pemimpin kelas, pengatur lingkungan belajar, supervisor, motivator dan evaluator. Guru juga menjadi faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan karena menjadi inti dari proses pendidikan.
Suasana pembelajaran belum mencermikan adanya interaksi edukatif antara guru dan peserta didik, guru masih mendominasi dalam pembelajaran sedangkan peserta didik cenderung pasif, kondisi yang seperti ini membuat pembelajaran IPS menjadi membosankan.
Salah satu upaya mengatasi permasalahan tersebut, guru menggunakan TPS, Think-Pair-Share, berarti berpikir-berpasangan-berbagi merupakan perpaduan belajar mandiri dan kelompok dengan salah satu tujuan peserta didik memiliki kemampuan berpikir dan tanggungjawab saling membantu dengan teman serta berbagi.
Think-Pair-Share (TPS) atau Berpikir-Berpasangan-Berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur yang dikembangkan ini dimasukkan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Stuktur ini menghendaki peserta didik bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota) dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada penghargaan individual. Think-Pair-Share (TPS) memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi peserta didik waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain.
Model Think-Pair-Share (TPS) mendorong partisipasi peserta didik, bahkan peserta didik pemalu atau mereka yang tersisihkan. Menanyakan pertanyaan terbuka kepada siswa dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk memutuskan sesuatu atau mengekspresikan pemikiran mereka. Guru memberikan waktu untuk memikirkan (Think) tentang jawaban mereka, meminta siswa untuk berdiskusi dengan mitranya (Pair) dan meminta seseorang secara sukarela untuk berbagi (Share) hasil diskusi dengan seluruh kelas. Dengan model ini maka guru dapat memastikan semua siswa mempunyai kesempatan untuk menjawab dan mendiskusikan ide atau jawaban mereka.
TPS, mendorong partisipasi peserta didik dengan melakukan pertanyaan terbuka, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk memutuskan dan mengekspresikan pemikiran dari permasalahan yang diberikan guru, dalam TPS peserta didik akan mendengarkan pertanyaan guru kemudian memikirkan jawabannya, ketika berpasangan terjadi interaksi aktif dalam menemukan jawaban yang harus sesuai dengan pertanyaan yang diberikan. Setelah itu peserta didik juga harus mampu berbagi dengan peserta didik yang lain dalam satu kelas.
Adapun pembelajaran dengan sintak TPS yang dilaksanakan di kelas VII H di SMPN 1 Kandeman adalah sebagai berikut: fase satu menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik; Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menayangkan gambar materi interaksi sosial. Fase 2 mengajukan permasalahan Thinking (berpikir); Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi interaksi sosial, kemudian mengakumulasi seluurh pertanyaan anggota kelompok. Fase tiga Mengorganisasi peserta didik dalam tim belajar Pairing (berpasangan); Guru meminta peserta didik berpasangan dengan yang lain untuk mendiskusikan apa yang dipikirkan kemudian disaling bertukar jawaban. Fase empat berbagi dengan seluruh peserta didik share (berbagi); Guru memandu peserta didik untuk berpasangan dalam berbagi hasil diskusi selama berpasangan dengan seluruh peserta didik di depan kelas secara bergiliran. Face lima Melakukan evaluasi; Guru mengevaluasi hasil belajar materi interaksi sosial. Fase enam memberi penghargaan, guru memberikan penghargaan kepada peserta didik terbaik yang mampu berbagi materi dengan jelas kepada peserta didik dalam kelas.
Penerapan model pembelajaran Think-Pair-Share dapat lebih efektif dengan memanfaatkan secara optimal kemampuan peserta didik dalam berpikir berpasangan dan berbagi, pembelajaran dengan TPS terjadi peningkatan hasil belajar IPS secara optimal. (pkl1/zal)
Guru IPS SMPN 1 Kandeman